REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pesawat tempur Super Tocano yang jatuh di Malang, Jawa Timur, Rabu, termasuk jenis pesawat baru.
"Ini pesawat baru tahun 2012, baru empat tahun, pembuatannya baru juga jadi tidak ada masalah," kata Menhan usai sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Rabu (10/2).
Ia menyebutkan Brasil sudah memproduksi pesawat itu hingga mencapai 650 unit. "Banyak yang beli. Jadi laku, tidak hanya Indonesia," katanya. (Baca: TNI AU akan Beli Tanah Warga Korban Super Tucano)
Ia menyebutkan investigasi penyebab kecelakaan masih terus dilakukan apakah karena faktor mesin, orang atau cuaca. "Investigasi tidak bisa buru-buru, kita meminta tim investigasi menyelesaikan tuganya. Pesawat jenis itu kan tidak terlalu rumit," katanya.
Ia mengharapkan dalam waktu dua hingga tiga bulan tim investigasi sudah dapat menyelesaikan tugasnya. Ketika ditanya apakah pemerintah akan menghentikan operasi pesawat jenis itu, Menhan mengatakan tergantung hasil investigasinya.
"Kita lihat dulu penyebabnya, kalau karena mesin ya digrounded. Kalau orang, ya orangnya diperbaiki," katanya.
Sementara itu Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pesawat tempur itu mengalami kecelakaan saat tes terbang sekitar pukul 10.30 WIB. "Pesawat jatuh mengenai rumah, saat ini sedang diselidiki keterangan lain, saya tidak bisa menyampaikan," katanya.
Ia menyebutkan saat tes terbang itu terdapat mekanik yang ikut terbang untuk mengetahui kondisi pesawat termasuk mesin. Sebelumnya dilaporkan pesawat latih tempur Super Tocano buatan Brazil milik TNI AU jatuh sekitar pukul 10.15 WIB di Jalan LA Sucipto Rt.3 Rw.5 Blimbing Kota Malang Jawa Timur.