REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia diminta untuk tetap cermat dan mewaspadai maraknya kampanye dari berbagai produsen yang secara tegas mendukung gerakan LGBT di dunia. Kewaspadaan ini penting karena Indonesia merupakan pasar terbesar dan konsumen muslim yang sangat konsumtif.
Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta, Ustaz Fahmi Salim mengatakan sudah jelas ada produsen bermerek internasional yang terang-terangan mendukung LGBT. Mereka ini jumlahnya sedikit, tetapi produk-produknya telah mengglobal hingga digunakan di Indonesia.
Produk global ini tumbuh di barat dengan budaya kebebasan LGBT mereka. Karena pasar di negara muslim juga besar, mereka akhirnya memasarkan produknya dengan disusupi dukungan terhadap LGBT. "Masyarakat dibuat tidak sadar dengan produk-produk tertentu yang ternyata mendukung gerakan LGBT ini," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (11/2).
Kenyataanya selama ini pelan tapi pasti konsumen Indonesia telah dimanfaatkan memasukkan paham-paham mendukung LGBT. Dengan terbukanya beberapa produsen yang mendukung LGBT, seharusnya saat ini masyarakat Indonesia sudah harus sadar dan harus mulai cerdas.
Menurut Fahmi sudah saatnya menghindari membeli produk dari produsen elektronik gadget terkemuka seperti Apple, yang jelas-jelas mendukung gerakan LGBT. "Masyarakat harus diedukasi jangan lagi mendukung produk tersebut, dan bisa membeli produk alternatif merek lain," ujar arjana Alquran lulusan Universitas al-Azhar Kairo ini.
Secara pribadi, Fahmi menganjurkan untuk meminimalisir penyebaran dan memberikan keuntungan kepada produsen tersebut. Untuk produk dari yang tidak bisa dihindari seperti media sosial atau jasa internet, ia mengusulkan agar penggunaan yang lebih bijak, dengan tidak membeli atau menggunakan stiker atau ikon yang mendukung LGBT.
"Karena bagaimanapun dari sisi manfaat media sosial dan layanan internet banyak yang bisa digunakan untuk hal yang lebih baik. Dan di tengah arus globalisasi saat ini kita tidak bisa membatasi secara membabibuta produk yang telah mengglobal, yang bisa kita lakukan meminimalisir dampak buruknya," ungkap dia.