Ahad 14 Feb 2016 13:10 WIB

Presiden Pakistan Kecam Perayaan Valentine

Rep: Gita Amanda/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung melihat pernak-pernik bernuansa valentine di salah satu gerai di Denpasar, Bali, Jumat (12/2).
Foto: Antara/Wira Suryantala
Pengunjung melihat pernak-pernik bernuansa valentine di salah satu gerai di Denpasar, Bali, Jumat (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Presiden Pakistan Mamnoon Hussain mengatakan perayaan valentine tak mempunyai hubungan dengan budaya Pakistan dan harus dihindari. Menurutnya itu merupakan tradisi Barat dan bertentangan dengan budaya Muslim.

Dilansir BBC News, Sabtu (13/2), sambutannya datang setelah salah satu distrik di Pakistan melarang perayaan hari valentine. Awal pekan ini pemerintah daerah Kohat di Khyber Pakhtunkhwa meminta polisi menghentikan toko yang menjual kartu dan item berhubungan dengan valentine.

Sementara itu, Dewan lokal Peshawar juga mengeluarkan resolusi melarang perayaan yang mereka sebut hari tak berguna itu. Pemerintah di distrik Kohat Maulana Niaz Muhammad mengatakan kepada BBC, hari valentine tak memiliki dasar hukum di Pakistan. Selain itu perayaannya juga bertentangan dengan agama Islam dan oleh karena itu dilarang.

Muhammad berkata memberikan kartu atau bunga sebenarnya bukan hal buruk, tapi menghubungkannya dengan hari tertentu itu tak sesuai. Muhammad menambahkan praktek itu bisa mendorong perilaku cabul.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement