REPUBLIKA.CO.ID, SUNNYLANDS -- Para pemimpin Amerika Serikat dan anggota Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mulai melakukan pertemuan di Sunnylands, Kalifornia. Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung dua hari tersebut mengindikasikan ASEAN sebagai prioritas utama Presiden AS Barack Obama, terutama dalam hal keterlibatan ekonomi.
ASEAN adalah mitra dagang terbesar keempat AS, sementara AS adalah investor asing terbesar di kawasan itu.
"ASEAN adalah mitra dagang yang signifikan AS dan beberapa dari anggota memiliki interaksi ekonomi signifikan dengan beberapa pasar ekonomi di ASEAN," ujar seorang peneliti utama di ISEAS-Yusof Ishak Institute Moe Thuzar dilansir Channel News Asia, Senin (15/2).
Undangan tersebut disampaikan secara langsung saat Obama menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Malaysia November lalu. Para ahli meyakini, pertemuan puncak ini adalah untuk memperkuat komitmen AS ke Asia Tenggara.
Sebelumnya, Obama menggunakan Sunnylands untuk menjamu Presiden Cina Xi Jinping dan melakukan pembicaraan informal. Hal sama juga Obama lakuka kepada para pemimpin ASEAN.
Ketua Singapore Institute of International Affairs Profesor Simon Tay menyebut 10 negara ASEAN dianggap setara dengan Cina. "Saya pikir itu sinyal diplomatik besar dari Amerika," ujarnya.
Ini juga cara Obama meletakkan dasar bagi hubungan AS-ASEAN yang lebih kuat saat ia mempersiapkan penyerahan kepada pemerintahan baru di akhir masa jabatannya sebagai presiden. Yhuzar mengatakan, tidak peduli apakah Republik atau Demokrat yang mengisi pemerintahan AS kelak, pemerintah AS akan melanjutkan kebijakannya untuk terlibat di ASEAN.
Presiden Indonesia Joko Widodo dikabarkan akan memimpin sesi pembahasan mengenai terorisme. Jokowo mengatakan, pada kesempatan tersebut akan digunakan untuk berbagi pengalaman sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dalam membangun toleransi, mencegah radikalisasi serta memberantas terorisme.
"Indonesia juga akan mengangkat pentingnya keterlibatan masyarakat termasuk melalui media sosial dalam melawan terorisme," ujarnya sesaat sebelum meninggalkan Jakarta.
Baca juga: Kunjungi Cina, Menteri Australia Dilaporkan ke Polisi