Selasa 16 Feb 2016 13:05 WIB

Obama Singgung Bom Thamrin Saat Bicara Terorisme

Presiden Barack Obama (tengah) memberi sambutan saat pertemuan KTT AS-ASEAN dengan pemimpin ASEAN di Sunnylands, Kalifornia, Senin, 15 Februari 2016.
Foto: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
Presiden Barack Obama (tengah) memberi sambutan saat pertemuan KTT AS-ASEAN dengan pemimpin ASEAN di Sunnylands, Kalifornia, Senin, 15 Februari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, SUNNYLANDS -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyinggung secara singkat serangan bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta yang terjadi pada 14 Januari 2016 saat berbicara soal terorisme.

"Seperti kita telah diingatkan kembali oleh serangan di Jakarta bulan lalu, momok terorisme menuntut kita untuk tetap waspada," kata Presiden Obama dalam Opening Session pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS-ASEAN di Sunnylands Center, Rancho Mirage, Kalifornia, Senin sore waktu setempat (15/2).

Ia berharap semua negara yang hadir dalam pertemuan itu untuk saling bertukar informasi dan bekerja sama dengan erat untuk melindungi warga masyarakat. Isu pemberantasan terorisme dan ekstremisme memang menjadi salah satu topik pembahasan dalam pertemuan itu.

Indonesia sendiri dalam pertemuan itu juga akan fokus dalam upaya memperkuat kerja sama dalam pemberantasan terorisme dan ekstremisme. Selain soal terorisme, Obama juga menyatakan bangga kepada para pemimpin ASEAN yang telah mendorong generasi muda untuk membangun kawasan.

"Dan idealisme mereka, keberanian mereka, kerelaan mereka untuk bekerja bagi masa depan yang mereka yakini semestinya memberikan kita semua harapan," katanya.

Presiden Obama menegaskan sebagai pemimpin, kepala negara/pemerintahan harus bisa menjawab aspirasi masyarakat.

"Dan di sini dalam pertemuan, kita bisa menegaskan kembali kekuatan itu, kemakmuran, dan komunitas inklusif yang mewajibkan pemerintahan yang baik, aturan hukum, institusi akuntabel, masyarakat sipil yang bersemangat, dan penegakan HAM," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement