REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Kemenag selalu menyelenggarakan tender penerbangan haji secara terbuka. Sistem penerbangan haji masih tetap dengan tender terbuka dan penawaran dari maskapai penerbangan.
"Kami selalu setiap tahun melakukan tender, tahun lalu Airasia dan Lion Air pernah mengikuti tender tetapi pada tahapan terakhir tak ada kelanjutannya," ujar Menteri Agama kepada Republika, Selasa (16/2).
Lukman Hakim Saifuddin mengatakan masalah penerbangan haji ini cukup kompleks. Karena mereka harus mengangkut calon jamaah haji dalam jumlah besar.
Maskapai penerbangan tak hanya masalah transportasi dari Indonesia menuju Arab Saudi saja. Tetapi juga masalah penanganan di darat baik saat berangkat maupun landing.
Maskapai penerbangan tersebut harus memenuhi kualifikasi. Selama ini maskapai yang sudah memenuhi kualifikasi adalah Garuda Indonesia dan Saudi Airlines.
Menag mengatakan Air Asia tahun ini sepertinya akan lebih serius untuk mempersiapkan mengikuti tender penerbangan haji. Pihaknya masih menunggu penawaran dari maskapai tersebut.
Maskapai penerbangan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Mereka harus memiliki jaminan akan mampu mengangkut ratusan ribu jamaah haji dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Mereka juga harus memiliki jadwal penerbangan tepat waktu sehingga jamaah tidak telantar.
Mereka juga harus memiliki pesawat besar dan menyediakan pesawat cadangan. Masalah harga yang sesuai keinginan pemerintah juga menjadi pertimbangan pemilihan maskapai.
Ia mengungkapkan, tahun lalu maskapai yang lolos untuk mengajukan penawaran sebanyak sembilan maskapai penerbangan diantaranya Garuda Indonesia, Lion air, Airasia, Sky Aviation, Sriwijaya Air, Avia Star, Trigana, Batik Air, Citylink dan Saudi Airlines.
Namun hanya lima perusahaan maskapai yang mengambil dokumen yakni Garuda Indonesia, Saudi Airlines, Trigana, Lion Air, dan Airasia. Tapi kemudian hanya Garuda Indonesia dan Saudi Airlines yang mengajukan penawaran.