Rabu 17 Feb 2016 15:27 WIB

Mendikbud: Sebaran Guru di Daerah Masih Jadi Masalah

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
Guru mengajar
Guru mengajar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengungkapkan, penyebaran guru di  daerah-daerah masih menjadi masalah. Masalah rasio guru dan siswa di tiap daerah juga masih belum sesuai.

"Penyebaran memang masih menjadi masalah dan rasio juga masih menjadi masalah di tiap daerah, ini kalau perhitungannya bukan nasional," ujar Anies saat berkunjung ke kantor Republika, Rabu (17/2).

Seperti diketahui, secara nasional, rasio guru dan siswa pada 2014/2015 di SD negeri sebanyak 1:14, SMP 1:13, SMA 1:14 dan SMK 1:12. Sementara di daerah masih belum mendekati rasio nasional tersebut.

Anies menerangkan, pengangkatan guru di daerah merupakan salah satu penyebab tidak meratanya penyebaran guru. Ia berpendapat, pengangkatan guru itu seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan guru di daerah. Dengan kata lain, mereka sebaiknya boleh diangkat menjadi guru, asalkan mau ditempatkan di daerah yang kekurangan.

Selain itu, Anies juga menjelaskan, jumlah guru honorer yang terus naik dari waktu ke waktu. Pada 1999/2000, jumlahnya sebesar 84.600 guru dan meningkat drastis menjadi 812.064 orang pada 2014/2015. Hal ini berarti kenaikannya bertambah sekitar 860 persen.

Menurut Anies, besarnya kenaikan tersebut akibat perekrutan yang dilakukan pihak sekolah maupun pemerintah daerah yang tidak dikontrol. Karena itu, pengaturan perekrutan guru honorer memang perlu dilakukan.

"Kalau kita hanya mengatur rekrutmen guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) tapi honorer tidak, maka masalah tidak akan selesai," ujar Mantan Rektor Universitas Paramadina ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement