REPUBLIKA.CO.ID, RANCHO MIRAGE -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menegaskan Rusia membuat kesalahan strategis karena menopang penguasa Suriah Bashar al-Assad. Pun, Obama mengatakan perang Suriah bukan tentangnya dan Vladimir Putin.
Dengan memperkirakan kesullitan, yang menguras kemampuan Rusia, Obama mengatakan bahwa itu bukan persaingannya dengan Putin.
"Pertanyaan sebenarnya adalah mengapa Rusia berpikir akan meraih keuntungan jika mendapat negara hancur sebagai sekutu, dan Rusia sekarang harus terus menghabiskan miliaran dolar untuk menopang negara itu?," kata Obama.
"Putin mungkin berpikir bahwa dia siap menanam modal dalam pendudukan langgeng Suriah dengan militer Rusia. Itu akan memakan biaya yang cukup mahal," kata Obama.
"Sekitar tiga-perempat dari negara itu masih di bawah kendali kelompok lain selain Assad. Hal itu tidak akan berhenti dalam waktu dekat," kata Obama menambahkan.
Obama mengatakan gencatan senjata yang didukung secara internasional yang dijadwalkan berlaku dalam waktu sepekan, akan sulit dicapai. Obama menyalahkan Putin sebagai penyebab dari beberapa masalah itu. "Gencatan senjata sulit untuk dilakukan, karena telah ada banyak pertumpahan darah," kata Obama.
"Jika Rusia terus membom tanpa pandang bulu seperti yang telah kita lihat, saya pikir wajar saja untuk mengatakan bahwa anda tidak akan melihat penerimaan apapun dari pihak oposisi," kata Presiden AS itu.
Pembom Rusia telah mendukung serangan pemerintah Suriah terhadap Aleppo, dan Pemerintah Rusia adalah sekutu terdekat Assad.