REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton mengatakan pada Ahad (21/2), bayi pengungsi berusia satu tahun yang dikenal dengan nama Asha tak akan dideportasi ke Nauru saat ini. Langkah ini diambil setelah aksi protes yang menentang pemulangan Asha dilakukan warga.
Aljazirah melaporkan, Dutton mengatakan Asha akan bergabung dengan pencari suakan lain yang hidup dalam komunitas pengungsi di Australia. Menurut Dutton ia telah menerima nasihat dari dokter di rumah sakit yang mengobati bayi tersebut, untuk mengizinkannya kembali ke komunitasnya di Australia.
"Itu yang diusulkan selama ini, tapi pada titik tertentu, jika seseorang telah menyelesaikan urusan mereka di Australia, mereka akan kembali ke Nauru," ujar Dutton.
Dutton mengklaim kasus Asha telah 'dibajak' atau dimanfaatkan oleh para pembela pengungsi. Menurutnya posisi pemerintah tak akan berubah mengenai hal ini.
Dokter dan aktivis telah berjuang keras untuk mencegah bayi Asha dan orangtuanya dikembalikan paksa ke Nauru. Asha sendiri sedang dirawat di Rumah Sakit Anak Lady Cilento di Brisbane. Ia mengalami luka serius setelah tersiram air panas di Pulau Nauru Januari lalu.
Staf di rumah sakit berminggu-minggu menolak melepaskan Asha, yang lahir di Australia dengan orangtua keturunan Nepal dan tiba dengan perahu ke negara itu. Mereka mengaku tak akan melepas sampai ditemukan lingkungan tempat tinggal yang memadai bagi Asha. Protes digelar selama beberapa pekan di luar rumah sakit.
Baca juga, Australia Tetap Lindungi Perbatasan dari Migran.