REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku sudah berkomunikasi dengan PDIP untuk membicarakan pencalonannya pada Pilgub DKI 2017. Namun PDIP belum merespon permintaan Basuki.
Orang nomor satu di Jakarta itu mengklaim, sebenarnya PDIP setuju dengan pencalonannya. Namun, kata dia, PDIP ingin mengusung calonnya sendiri, sehingga PDIP belum memutuskan dukungan kepadanya secara resmi.
"PDIP sudah oke tapi masalahnya PDIP merasa mereka mau mengusung (cagub) karena dia mampu," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Senin (22/2).
Dikatakan Ahok, sapaan akrab Basuki, barisan pendukungnya yang menamakan diri Teman Ahok, masih berada di belakangnya. Ia memastikan akan menunggu pengumpulan tanda dukungan yang diusahakan Teman Ahok.
"Teman Ahok adalah orang-orang yang dalam hatinya khawatir saya tidak bisa nyalon. Sekarang mereka juga tidak percaya partai pasti mencalonkan saya. Yang namanya independen kan musti satu bulan di muka menyerahkan (KTP dukungan). Kalau mereka (PDIP) enggak menyerahkan dulu, kalau dia (teman Ahok) nyerahkan, berarti bukan partai lagi yang mengusung," ujarnya.
Di sisi lain, mantan bupati Belitung Timur itu merasa kondisinya akan menyulitkan jika Teman Ahok tidak memenuhi syarat cagub independen sebelum waktu yang ditentukan. Apalagi ia khawatir jika partai akan menekannya jika kondisi itu terjadi.
Karenanya, ia mengaku akan mengandalkan perolehan dukungan yang diperjuangkan Teman Ahok, ketimbang mempertaruhkan kursinya sebagai cagub kepada partai pengusung. "Kalau seperti itu kita enggak tahu PDIP putusannya apa. Itu saja masalahnya," ucap dia.
"Tapi kalau mereka tidak mau mendaftar satu bulan, mereka juga khawatir kalau ternyata nanti diteken partai gimana? Enggak mungkin lagi untuk mendaftar lho. Itu yang musti kita selesaikan. Data serahkan, Itu PDIP dengan teman Ahok saya kira akan komunikasikan itu," ujar dia.