Senin 22 Feb 2016 15:39 WIB

Pertempuran Sengit di Kashmir Masuki Hari Ketiga

Kekerasan di Kashmir India
Foto: ap
Kekerasan di Kashmir India

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Pertempuran sengit pasukan keamanan India memasuki hari ketiga, Senin (22/2), untuk membersihkan militan yang menggempur gedung pemerintah di wilayah sengketa Kashmir.

Menurut beberapa petugas dan saksi, pembersihan itu telah menewaskan enam orang. Setelah pertempuran semalam reda, komando angkatan darat dan polisi melancarkan serangan baru untuk membebaskan lima lantai lembaga pelatihan, yang direbut kelompok tersebut.

Tembakan meriam dan ledakan bom terdengar di gugus bangunan di dekat Srinagar sebagai ibu kota musim panas Kashmir tersebut, kata pernyataan saksi kepada Reuters. Angkatan Darat India dan polisi di tempat kejadian itu menyebutkan tiga atau empat anggota kelompok tersebut bersenjatakan granat dan senjata otomastis kemungkinan masih berada di dalam gedung itu.

Namun, polisi menyatakan seorang anggota militan telah tewas pada Ahad. "Ini salah satu pertempuran terlama di Kashmir dalam beberapa catatan terbaru. Hal ini terjadi karena gedung sangat besar dan ada korban di pihak kami. Oleh sebab itu, kami harus berhati-hati," kata pejabat angkatan darat yang meminta namanya tidak ditulis itu.

Kelompok pemberontak bertempur melawan pasukan India di negara bagian Kashmir sejak 1989. India menuding Pakistan melatih dan mempersenjatai pemberontak di negara bagian tersebut dan mengirimkan mereka ke wilayah India. Namun tuduhan tersebut disangkal oleh Pakistan.

Serangan tersebut dimulai, Sabtu (20/2), ketika kelompok militan menembaki bus yang mengangkut polisi sebelum membobol lembaga pelatihan. Lebih dari 100 orang berada di dalam gedung tersebut pada saat itu. Tiga personel angkatan darat India, dua polisi, dan seorang penduduk tewas dalam pertempuran tersebut.

 

Baca juga: Ekspor Senjata Cina Melonjak Dua Kali Lipat

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement