Jumat 26 Feb 2016 12:40 WIB

BMKG: GMT tak Berdampak Langsung

 Karyawati menunjukan perangko edisi gerhana matahari total di Kantor Pos Besar, Jakarta Pusat, Selasa (23/2).  (Republika/Agung Supriyanto)
Karyawati menunjukan perangko edisi gerhana matahari total di Kantor Pos Besar, Jakarta Pusat, Selasa (23/2). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Padang Panjang, Sumatera Barat menyampaikan bahwa peristiwa gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 nanti tidak berdampak langsung bagi kehidupan manusia.

"Jika ada yang menyampaikan isu-isu negatif terkait gerhana matahari itu tidak benar, jangan dipercaya," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Padang Panjang Rahmat Triyono, saat dikonfirmasi dari Padang, Jumat (26/2).

Karena itu, ia terus mengimbau kepada masyarakat bila ada isu-isu negatif beredar terkait gerhana matahari agar tidak dipercayai.

Ia menjelaskan saat terjadi gerhana matahari total suasana akan seperti malam hari walaupun sudah pagi.

Namun, Rahmat mengingatkan jangan sampai karena terlalu asyik menyaksikan keindahannya, jangan sampai melupakan masih ada intensitas sinar matahari yang tidak terlihat sampai pada mata yang dikhawatirkan dapat merusak. Menurut dia, guna mengantisipasi kerusakan mata pada warga disarankan menggunakan kacamata khusus saat mengamati gerhana matahari itu.

Rahmat menambahkan, pihaknya akan menyiapkan fasilitas siaran langsung melalui jaringan internet yang menayangkan peristiwa gerhana matahari total.

"Masyarakat dapat mengamati detik-detik terjadi gerhana matahari mulai pukul 06.30 WIB dengan mengakses situs: http://media.bmkg.go.id/gmt," ujarnya pula.

Menurutnya, fasilitas siaran langsung disediakan agar masyarakat dapat melihat proses terjadi gerhana tanpa harus melihat langsung ke arah matahari Kami akan melakukan pengamatan secara langsung di Muko Muko, Bengkulu menggunakan teropong khusus pengamatan bulan dan matahari, infocus dan layarnya, ujar dia.

Ia menegaskan bahwa gerhana matahari total merupakan kejadian langka dan hanya berlangsung sekali 350 tahun serta Indonesia adalah satu-satunya wilayah daratan di dunia yang bisa menyaksikan gerhana kali ini, wilayah lainnya adalah kawasan Samudra Hindia dan Pasifik.

Gerhana matahari total akan melintasi 12 provinsi, yaitu Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Di Sumbar terdapat dua daerah yang dilewati jalur gerhana matahari total, yaitu Desa Seai, Sikakap Kepulauan Mentawai dengan magnitudo gerhana sebesar 1,012, dan Silaut, Pesisir Selatan, dengan magnitudo sebesar 1,002, lanjutnya.

Ia mengatakan secara umum, puncak gerhana di Sumbar akan terjadi pada pukul 07.20 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 08.27 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Sumbar rata-rata adalah 2 jam 6 menit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement