REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku telah melakukan akselerasi perbaikan sistem penggilingan padi. Upaya tersebut telah dilakukan sejak 2014 melalui program Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil (PPK).
"Tujuannya meningkatkan rendemen giling 5 persen atau mencapai target 62 persen," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan Agung Hendardi dalam siaran pers, Ahad (28/2). Program tersebut akan terus akan berlanjut secara bertahap hingga 2019.
Diterangkannya, total Penggilingan Padi Kecil saat ini sebanyak 182.200 unit tengah tersentuh program revitalisasi. Sedangkan Penggilingan Padi Besar yang hanya 1 persen belum menjadi prioritas revitalisasi karena potensi kemandiriannya lebih besar.
Terkait klaim bahwa efisiensi produksi padi nasional rendah, Kementan menyebut pernyataan tersebut tidak beralasan. "Harga faktual Gabah Kering Panen (GKP) saat ini berkisar Rp.3.800-4 ribu per Kg, ini membuktikan efisiensi produksi beras nasional sudah cukup baik," ujarnya.
Keberadaan stok dan harga beras tiga bulan terakhir yang tercatat di beberapa pasar induk mestinya bisa menjadi alasan pemerintah tidak membuat kebijakan impor. Harga beras di beberapa pasar induk tersebut bersaing dengan harga beras di Vietnam, Thailand dan India.