REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan intensitas fenomena El Nino di Indonesia akan hilang memasuki April mendatang.
Menurut Kepala BMKG, Andi Eka Sakya dampak El Nino yang terasa di Indonesia pada tahun lalu akan menurun pada tahun ini. "Secara fenomenologis, intensitas El Nino sudah meluruh hingga tingkat sedang, dan akan berakhir hingga April atau Mei (tahun ini)," kata Andi Eka Sakya dalam rilis kepada Republika.co.id, Ahad (28/2).
Andi menjelaskan, khususnya selama 2015 lalu, Indonesia cukup terdampak oleh fenomena El Nino. Pada saat intensitas El Nino menguat, sejumlah wilayah di Tanah Air mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang datangnya mundur sekitar dua bulan.
Intensitas hujan pada musim hujan pun berubah, yakni antara normal hingga di bawah normal. Adapun El Nino sendiri, lanjut dia, merupakan fenomena yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.
Untuk tahun ini, dia mengungkapkan, beberapa lembaga dunia pemantau klimatologi juga telah memperkirakan akan terjadinya La Nina, yakni fenomena yang umumnya mengikuti El Nino. "Tujuh puluh lima persen peristiwa El Nino kuat biasanya diikuti oleh munculnya La Nina dalam intensitas moderat," ucap dia.
(Baca Juga: Awal Maret Hujan Deras akan Guyur Sejumlah Wilayah Indonesia)