Senin 29 Feb 2016 17:48 WIB

Maret, Panen Raya di Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Friska Yolanda
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengemudikan mesin panen pada pada acara panen raya di Desa Mrenek, Maos, Cilacap, Jateng, Senin (29/2). (Antara/Idhad Zakaria)
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengemudikan mesin panen pada pada acara panen raya di Desa Mrenek, Maos, Cilacap, Jateng, Senin (29/2). (Antara/Idhad Zakaria)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebagian areal pertanian di Kabupaten Sukabumi mulai masuk tahapan musim panen. Namun, puncak panen raya diperkirakan berlangsung pada Maret 2016.

“Saat ini, baru ada 25-30 persen lahan pertanian yang telah panen,” ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi Sudrajat kepada Republika.co.id, Senin (29/2). 

Areal persawahan yang telah panen itu sebagian besar berada di selatan Sukabumi seperti Kecamatan Ciemas dan Jampang. Daerah tersebut, kata Sudrajat, sudah mulai tanam sejak awal November 2015. Sementara, sebagian besar petani lain baru akan panen pada Maret.

Sudrajat mengatakan, produksi padi pada panen kali ini diperkirakan cukup baik. Diharapkan, petani dapat melakukan dua kali musim tanam pada tahun ini, sehingga target produksi pada 2016 tercapai.

“Pada 2016 ini, kita bisa menghasilkan 984.665 ton gabah kering giling (GKG),” kata Sudrajat.

Pada tahun ini, DPTP menetapkan sasaran luas tanam seluas 160.450 hektare. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, sasaran luas tanam yang ditetapkan mencapai 158.600 hektare, sehingga ada peningkatan seluas 1.850 hektare.

Namun, diakui Sudrajat, target pada tahun lalu tidak dapat tercapai. Kondisi tersebut disebabkan oleh dampak musim kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan, terutama di selatan Sukabumi. 

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan menambahkan, musim panen padi para petani memang tidak dilakukan secara serentak. “Sebagian petani ada yang terlambat menanam padinya,” katanya.

Sahlan mengatakan, hasil panen padi di selatan Sukabumi, khususnya di Surade, diprediksi tidak akan maksimal. Karena, di awal musim hujan lalu, intensitas guyuran hujan di daerah itu tidak terlalu tinggi. Dampaknya, sarana pengairan bagi lahan persawahan menjadi terganggu.

 

Baca juga:

Mentan Minta Bulog Beli 5 Juta Ton Gabah Petani

Harga Gabah Masih Tinggi

Hari Ini 7 Provinsi Panen Padi Serentak

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement