REPUBLIKA.CO.ID,SERANG -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten KH AM Romli meminta penanganan masalah radikalisme tidak hanya dilakukan secara elitis melalui diskusi-diskusi di tingkat atas dan media masa, tetapi harus menyentuh langsung ke masyarakat bawah.
"Dalam penanganan masalah radikalisme ini minta ditangani tidak secara elitis, karena paling penting bagi kami adalah rakyatnya atau istilah kami sebagai sawahnya yang harus digarap," kata KH AM Romli dalam dialog Pencegahan Radikalisme di Masyarakat bersama Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan di Serang, Senin.
Ia mengatakan, yang seharusnya diberikan pencerahan terkait radikalisme tidak hanya masyarakat menengah atas yang sudah mengerti, namun yang lebih penting adalah masyarakat atau rakyat yang seharusnya diberikan pencerahan berkaitan dengan radikalisme tersebut.
"Jangan sampai banyak diskusi dan dialog di televisi-televisi, tapi rakyatnya dibiarkan saja. Padahal rakyat itu, ibaratnya sawah yang harus digarap," kata KH AM Romli dalam dialog yang dihadiri Gubernur Banten Rano Karno, Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar serta para babinsa dan babinkamtibmas berkaitan dengan kunjungan kerja Menkopolhukam ke Provinsi Banten tersebut.