Selasa 01 Mar 2016 10:38 WIB

Angkot di Bandar Lampung Kembali Mogok

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ilham
Angkot (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Angkot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejumlah angkutan kota (Angkot) berbagai trayek dalam Kota Bandar Lampung kembali mogok pada Selasa (1/3). Para sopir angkot menyesalkan tindakan Wali Kota Bandar Lampung, Herman HN, yang terus mempertahankan keputusannya mengubah jalur angkot pada aksi demo Senin (29/2) kemarin.

"Ini bentuk protes lanjutan kami kepada wali kota. Kami tidak main-main, karena ini menyangkut mata pencarian kami untuk keluarga," kata Suwardi, sopir angkot Kemiling-Tanjungkarang, Selasa (1/3).

Ia minta maaf kepada masyarakat yang merasa kesulitan untuk beraktivitas pada hari kerja dan sekolah pagi itu. Menurut dia, aksi mogok lanjutan ini demi kebaikan semua, baik sopir angkot maupun masyarakat, atas keputusan wali kota yang telah merubah rute lama, sehingga mengurangi pendapatan sopir.

Aksi mogok angkot ini berlangsung sejak pagi. Angkot yang mogok trayek Kemiling, rajabasa, Pahoman, Sukarame, dan Telukbetung. Para pegawai negeri dan swasta yang biasa menggunakan angkot terlantar di jalanan menunggu kedatangan angkot yang tidak melintas.

Sedangkan anak-anak sekolah, terpaksa menggunakan jasa ojek ke sekolah meski harus membayar mahal. Masyarakat yang hendak ke pasar pun menjadi terganggu dengan aksi mogok angkot. Para pedagang yang biasa membawa barang dagangan seperti sayur untuk dijual kembali ke berbagai pemukiman penduduk terpaksa naik ojek.

"Kalau naik ojek setiap hari bisa habis duit jajan," kata Yana, siswi SMP di Tanjungkarang. Ia biasa naik angkot ke sekolah dua kali dengan ongkos pergi dan pulang Rp 10 ribu. Sedangkan naik ojek, ia harus mengeluarkan uang sebesar Rp 20 ribu pulang-pergi ke sekolah.

Pada aksi mogok sehari sebelumnya, para sopir angkot yang tergabung dalam Persatuan Pengemudi Angkot Bandarlampung (P2ABL) Lampung, tidak menemui kata sepakat dengan Wali Kota Bandar Lampung, Herman HN. Wali kota tetap mempertahankan kebijakannya untuk mengubah jalur lalu lintas di pusat kota. Alasannya, untuk mengurai kemacetan lalu lintas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement