Kamis 03 Mar 2016 22:24 WIB

Soal Pembakaran Skripsi, Ini Penjelasan UIN Alauddin ‎Makassar

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: M Akbar
Jasa Skripsi dan Tesis (ilustrasi)
Foto: facebook
Jasa Skripsi dan Tesis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar buka suara atas beredarnya kabar pembakaran skripsi dan tesis yang ramai di media sosial. Pihak kampus menyebut karya akademik tersebut masih disimpan dan tidak dimusnahkan.

"Semua skripsi tidak ada yang dibuang, semuanya tersimpan digudang dan semuanya sudah digital," kata Rektor UIN Alauddin Makassar Musafir Pababbari kepada Republika.co.id, Kamis (3/3).

Beredar foto di media sosial yang memperlihatkan tumpukan skripsi yang berantakan. Dia menyebut skripsi yang terdapat dalam foto tersebut memang dalam kondisi berantakan lantaran dijatuhkan dari lantai 3. "Tapi semuanya sudah diselamatkan," kata Musafir.

Dalam akun Facebook-nya, pihak kampus menjelaskan gedung UIN Alauddin belum memiliki lift, walaupun ruang utk lift sudah tersedia. Simulasi menggunakan katrol juga tetap tak efektif untuk menurunkan tumpukan skripsi tersebut.

Diturunkan dengan cara mengangkat pun kurang efektif karena per orang butuh puluhan kali bolak balik naik turun tangga. Akhirnya alternatif terakhir yakni dengan cara mengepak lalu 'membuang'-nya lewat jendela.

Di sinilah persoalan muncul. Beberapa kepak bungkusan tersebut hancur saat mendarat di tanah. Kepak itulah yang selanjutnya diunggah oleh beberapa orang di media sosial. Pihak kampus mengakui fisik skripsi tersebut memang dibuang, namun tidak dengan isinya.

Dalam akun tersebut juga dijelaskan bahwa kegiatan penyiangan (weeding) adalah kegiatan yang seharusnya rutin dilaksanakan secara berkala. Bukan hanya untuk karya ilmiah, namun juga koleksi lain seperti buku, jurnal, majalah, dan surat kabar.

Penyiangan dilakukan salah satunya didasari faktor bertambahnya koleksi yang tidak sebanding dengan pertambahan rak, ruangan, dan efisiensi tata kelola. Oleh karena itu, seluruh perpustakaan pasti melaksanakan kegiatan penyiangan. Kegiatan penyiangan ini baru pertama kali dilaksanakan sejak UIN berdiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement