REPUBLIKA.CO.ID, Amr bin Jamuh merupakan salah satu pemimpin Madinah pada zaman jahiliyah. Dia merupakan kepala suku Bani Salamah yang dihormati dan pemurah. Dia gemar menolong orang-orang yang membutuhkan.
Amr bin Jamuh memiliki sebuah patung bernama Manat yang setiap hari disembah. Patung itu terbuat dari kayu. Bentuknya indah dan mahal harganya. Untuk perawatannya, Amr bin Jamuh harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Hampir setiap hari patungnya dibersihkan dan diberi wewangian yang mahal harganya.
Tiga orang anak Amr sebenarnya sudah memeluk Islam. Mereka adalah Mu'awadz, Mu'ads, dan Khalad. Mereka masuk Islam atas ajakan Mus'ab bin Umair, sang duta Islam.
Pada satu waktu, Amr bin Jamuh memanggil anak-anaknya. Dia bertanya apa yang didengar dari Mus'ab bin Umair. Mu'adz pun menjawabnya dengan membaca surah al-Fatihah. Mendengar untaian kalam Ilahi, sesungguhnya Amr terkesima. Namun, dia belum berkenan mengikuti jejak putra-putranya. "Saya belum mau mengikuti ajaran kalian sebelum musyawarah dengan Manat," kata Amr bin Jamuh, seperti dikutip dalam buku 101 Sahabat Nabi yang ditulis Hepi Andi Bustoni.
Meski ayahnya belum mau mengucap syahadat, putra-putra Amr mengetahui keyakinan ayahnya terhadap Manat sudah goyah. Mereka pun bersiasat agar ayahnya meninggalkan berhala dan memeluk Islam.
Pada satu malam, mereka menyusup ke dalam rumah bersama salah satu sahabat yang sudah masuk Islam terlebih dahulu, Mu'adz bin Jabal. Mereka pun mengambil berhala itu dan membuangnya ke lubang kotoran manusia.