REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Islam yang diselenggarakan di Jakarta merupakan momentum bagi Indonesia untuk mengambil peran lebih besar bagi perdamaian di Timur Tengah.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Sohibul Ansor Siregar di Medan, Senin (7/3), mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Islam (OKI) merupakan kegiatan yang memiliki pengaruh besar bagi perpolitikan dunia.
Meski diikuti negara-negara Islam, tetapi KTT tersebut dapat memberikan solusi bagi perdamaian internasional.
Baik sebagai tuan rumah KTT mau pun negara yang penduduk mayoritas beragama Islam, Indonesia memiliki modal yang sangat kuat untuk peran tersebut.
Karena itu, Indonesia memiliki momentum untuk merealisasikan perdamaian internasional, terutama di jalur Gaza yang melibatkan Palestina dan Israel. Melalui KTT tersebut, Indonesia hendaknya mampu memanfaatkan peluang besar untuk memberikan prinsip dasar, berkeadilan, dan berbasis kemanusiaan bagi penyelesaian konflik berkepanjangan di Palestina.
Apalagi konstitusi yang berlaku di Indonesia memandang tugas perdamaian dunia tersebut sebagai "obligasi moral" yang tidak dapat ditawar. Menurut dia, umat Islam di dunia akan sangat berterima kasih kepada Indonesia jika mampu memanfaatkan momentum tersebut.
Apresiasi itu telah didapatkan karena Indonesia bersedia menjadi tuan rumah KTT tersebut, meski penyelenggaraannya berdasarkan permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Namun peranan Indonesia akan semakin dihormati, jika mampu memanfaatkan momentum itu guna merealsasikan perdamaian di Palestina.