REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Kabupaten Purwakarta, Jabar, mengalokasikan anggaran Rp 500 juta untuk bantuan pasien thalasemia.
Bantuan ini, merupakan bentuk kepedulian pemerintah. Mengingat, warga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit thalasemia ini, harus mengeluarkan biaya yang besar untuk transfusi darah.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, pasien dengan thalasemia ini seumur hidupnya akan ketergantungan sama transfusi darah. Sehingga, bisa dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua yang memiliki anak dengan penyakit ini.
"Karenanya, kami berupaya membantu warga yang sedang kesusahan itu," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Senin (7/3).
Apalagi, lanjutnya, banyak warga Purwakarta yang menderita thalasemia ini. Karenanya, mereka harus diperhatikan secara serius. Tak hanya bantuan, pihaknya juga telah melengkapi fasilitas pemeriksaan dan pengobatan thalasemia di RSUD Bayu Asih. Jad, pemkab telah menyediakan dokter khusus thalasemia.
Dengan begitu, pihaknya menjamin pemeriksaan dan transfusi darah untuk pasien thalasemia secara gratis. Terutama, bagi orang tua yang penghasilannya pas-pasan atau di bawah Rp 4 juta per bulan.
"Jadi, pasien thalasemia bisa berobat dan transfusi darah dengan gratis di RSUD Bayu Asih," ujarnya.
Bantuan ini, sambung Dedi, dianggarkan pada APBD murni 2016. Alokasi ini, sepertinya sementara. Sebab, pemkab belum mengetahui data riil pasien thalasemia. Jika kedepannya, anggaran itu habis dan masih banyak pasien yang belum dibantu, maka pada APBD perubahan akan ada penambahan alokasi.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Bayu Asih, Agung Darwis, mengatakan, jumlah pasien thalasemia yang berobat ke RSUD Bayu Asih sepanjang 2015 sebanyak 98 orang. Terdiri dari pasien rawat jalan 34 orang, pasien rawat inap 41 orang dan pasien rawat darurat 23 orang.
"Jumlahnya lumayan banyak," ujar Agung.
Adapun dari Januari sampai Maret 2016 ini, yang berobat sebanyak 25 orang. Terdiri dari pasien rawat jalan delapan orang, pasien rawat inap 11 orang dan pasien rawat darurat sebanyak enam orang. Kebanyakan, pasien thalasemia ini merupakan anak-anak.