REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, mencanangkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) di Taman Cerdas, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jateng, Selasa (8/3). Tampak hadir dalam pencanangan PIN, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek. Juga istri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Siti Atiqoh, Walikota Solo Hadi Rudyatmo beserta istri Endang Rudyatmo.
Pencanangan ditandai dengan pemukulan gong, serta pemberian tetes oral vaksin oleh Ibu Iriana kepada sejumlah anak Balita. Lalu, diikuti Puan Mahaharani, Nila Djuwita, Siti Atiqoh, dan Endang Rudyatmo. Ibu Negara tak menyampai pesan dalam acara ini. Menkes Nila Djuwita M Moeloek berharap, mengatakan PIN Polio dilakukan serentak di 33 provinsi, namun ada sejumlah provinsi yang ditunda, serta didahulukan.
Cakupan PIN Polio ini bisa 95 persen. Secara nasional, PIN Polio menyasar 23.721.004 anak usia 0-59 bulan. Adapun vaksin yang digunakan polio tetes (Trivalent Oral Polio Vaccine) produksi lokal PT Biofarma. Total provinsi dan kabupaten/kota yang melaksanakan PIN Polio 33 provinsi dan 509 kabupaten/kota. Total Pos PIN tahun ini sekitar 300.000 pos.
Menkes berharap, melalui PIN Polio dan cakupan imunisasi polio rutin yang tinggi dan merata tahun ini, Indonesia dapat mempertahankan status Bebas Polio dan berkontribusi dalam mewujudkan Dunia Bebas Polio Tahun 2020.
Dengan demikian, ''kita benar-benar mewujudkan generasi muda bangsa Indonesia yang sehat, bebas dari cacat tubuh akibat polio, berkualitas, produktif dan berdaya saing''.
Menkes menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada masyarakat yang secara pro aktif membawa putera-puterinya untuk mendapatkan imunisasi polio. Imunisasi merupakan salah satu program kesehatan yang paling efektif untuk mencegah kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
''Untuk itu, saya mengimbau semua pihak dapat melakukan upaya dan memberikan dukungan bagi kesuksesan PIN Polio ini dengan membawa Balita ke Pos PIN terdekat untuk memperoleh tetesan vaksin polio,''pintanya.
Menkes mengatakan, Indonesia telah berhasil mendapatkan Sertifikat Bebas Polio bersama negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Asia Tenggara atau South East Asia Region (SEARO) pada Maret 2014. Akan tetapi, dewasa ini ada dua negara, Afganistan dan Pakistan, masih endemis polio.
Menyikapi hal ini, diperlukan komitmen seluruh negara di dunia – termasuk Indonesia – untuk melakukan berbagai tahapan kegiatan menujuDunia Bebas Polio Tahun 2020. Salah satu tahapan adalah kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 8 – 15 Maret 2016 dengan sasaran anak usia 0 – 59 bulan.
PIN Polio bertujuan memperkuat imunisasi rutin dan menutup kesenjangan imunitas akibat masih ada daerah kantong dengan cakupan imunisasi rutin yang rendah. PIN Polio kali ini harus dapat menjangkau minimal 95% cakupan dari sasaran. Terutama Balita yang belum pernah atau belum lengkap mendapat imunisasi polio rutin.
Dalam upaya menuju Dunia Bebas Polio Tahun 2020, hal yang juga sangat penting dilaksanakan selalu mempertahankan cakupan imunisasi rutin dengan target cakupan imunisasi polio diatas 95 persen.
Menkes berharap, melalui PIN Polio dan cakupan imunisasi polio rutin yang tinggi dan merata tahun ini, Indonesia dapat mempertahankan status Bebas Polio dan berkontribusi dalam mewujudkan Dunia Bebas Polio Tahun 2020.
Seperti di Bali, pelaksanaan PIN diundur karena menghormati hari raya Nyepi. Sedang di Yogyakarta didahukukan, karena injeksi tidak tetes. Tetapi semua provinsi tetap dilakukan imunisasi PIN Polio sehingga target kami tahun 2020, Indonesia bebas polio.