REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Keinginan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk mengoptimalkan produksi pertanian bakal terhambat. Sebab pengelolaan bendungan sungai (bendung) yang ada di daerah ini dinilai kurang optimal.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah, Hadi Santoso mengatakan, saat ini banyak bendung yang ada di sejumlah wilayah di Jawa Tengah ini belum dikelola secara optimal dan bahkan sangat memerlukan pembenahan.
Ia melihat, persoalan kurang optimalnya fungsi bendung ini dikarenakan minimnya jumlah tenaga opersional. Selain itu beberapa kondisi fisik bendungan juga sudah perlu dilakukan penanganan.
“Kami berharap, persoalan ini harus ditangani serius. Karena Jawa Tengah masih mengandalkan produktivitas di sektor pertanian,” ungkap Hadi, di Semarang, Kamis (10/3).
Pemerintah daerah yang memiliki bendung, katanya, juga harus serius menangani permasalahan ini guna meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan para petani di wilayahnya.
Data yang dihimpun dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah, saat ini ada 133 bendungan yang tersebar di enam wilayah kewenangan Balai PSDA.
Mayoritas bendung tersebut hanya di jaga oleh satu orang saja. Sementara tanggungjawab yang dibebankan juga sangat besar.
Petugas ini tidak hanya bertugas untuk membuka atau menutup pintu air. Tapi juga diperlukan untuk mengawasi distribusi air serta mengontrol dan merawat fisik konstruksi. “Idealnya, untuk menjaga dan melaksanakan fungsi ini dibutuhkan tiga orang petugas, untuk tiap bendungan,” lanjutnya.
Ia juga menjelaskan, selain jumlah petugas kondisi fisik bendung yang ada saat ini juga banyak yang sudah mengalami penggerusan. Bahkan rata- rata sedimentasi tiap bendung juga sudah tinggi,
Sehingga akan mengakibatkan fungsi bendung tidak bisa optimal. “Kondisi ini jangan dibiarkan hingga biaya perawatan dan perbaikannya akan semakin besar,” kata politisi PKS Jawa Tengah ini.
Di Jawa Tengah ada sedikitnya 133 Bendung. 29 bendung berada di bawah kewenangan Balai PSDA Pemali Comal, 10 di Jragung Tuntang, 14 di Serang Lusi Juwana.
Kemudian di Bengawan Solo ada 44 bendung, Progo Bowowonto Luk Ulo 22 Bendung dan Serayu Citandui ada 14 Bendung. Selain itu Jawa Tengah memiliki lima bendung karet dan 38 waduk besar yang merupakan kewenangan pusat.