REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merampungkan pembangunan Bendung Salugan yang berada di Kabupaten Toli-Toli. Bendungan berada sekitar 700 kilometer ke arah utara Kota Palu.
Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan, bendungan tersebut untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional. "Kami telah membangun banyak bendungan dan bendung di berbagai daerah. Untuk selanjutnya kami membangun dan atau merehabilitasi jaringan irigasi untuk mengalirkan air hingga sawah-sawah masyarakat," kata Endra dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (27/2/2023).
Salah satunya, Daerah Irigasi (DI) Salugan tersebut yang mempunyai luas baku sawah sebesar 3.286 hektare. DI tersebut tersebar pada lima Desa yaitu Oyom, Sibea, Janja, Salugan dan Lampasio di Kecamatan Lampasio, Kabupaten Toli-Toli.
Endra menjelaskan, Salugan merupakan daerah irigasi potensial untuk peningkatan produksi pangan di wilayah tersebut. Hal tersebut dikarenakan luas baku sawah serta pasokan air yang cukup besar.
"Pembangunan bendung dan jaringan irigasi Salugan memberikan manfaat bagi pengembangan sektor pertanian dan perkebunan dengan komoditas unggulan bernilai ekonomi tinggi," jelas Endra.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu Kementerian PUPR Dedi Yudha Lesmana mengatakan pembangunan DI Salugan dikerjakan pada 2017 hingga selesai pada 2022. Proyek tersebut dikerjakan dengan nilai kontrak pekerjaan Rp 212,3 miliar.
"Konstruksinya dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya dengan lingkup pekerjaan pembangunan bendung, saluran irigasi primer atau induk sepanjang tiga kilometer, saluran sekunder 10,6 kilometer, bangunan 36 unit, dan jembatan gantung 60 meter," ungkap Dedi.
Dedi mengatakan setelah rampung, lahan irigasi seluas 1.100 hektare akan dilayani airnya. Dia mengharapkan lahan irigasi akan terus bertambah hingga mencapai total luas baku sawah sebesar 3.286 hektare.
Selain mewujudkan upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan, pembangunan bendung dan jaringan irigasi tersebut juga bertujuan untuk mengembangkan pola pertanian maju. Selain itu juga meningkatkan taraf hidup masyarakat petani sekitar.