REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menilai langkah Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maju dari jalur independen bukan sebuah bentuk deparpolisasi. Kondisi tersebut, kata Dedi, justru sebagai otokritik publik terhadap partai politik.
"Langkah Pak Ahok sangat berani dan perlu diapresiasi," ujar Dedi yang juga kader dari Partai Golkar kepada Republika.co.id, Jumat (11/3).
Menurut Dedi, otokritik tersebut seharusnya menjadi bahan instrospeksi terhadap pengelolaan manajerial partai. Sehingga, kata dia, partai bisa merespons apa yang diinginkan masyarakat pada umumnya.
Apalagi, sambungnya, saat ini demokrasi dalam tubuh partai tengah mengalami penurunan tajam. Akibatnya, memunculkan sentralistik dalam sistem kepartaian di Indonesia. Padahal, seharusnya otokritik tersebut harus menjadi pengingat jika partai adalah pelopor demokrasi.
(Ini kata Mendagri Soal Jalur Independen dan Deparpolisasi)
Menurutnya, otokritik ini harus dijawab oleh partai dengan keberanian menampilkan kader-kader terbaiknya. Jika tidak, maka akan muncul ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai. Bahkan, masyarakat bisa menilai kalau saat ini partai lebih kehilangan terhadap figur kader yang berkualitas.
Lebih lanjut, Dedi mengakui, jika nama Ahok kini semakin besar karena terus mengikuti keinginan masyarakat yang bertentangan dengan kebijakan partai politik. Namun sebaliknya, jika partai bisa mengikuti keinginan masyarakat bukan tidak mungkin langkah ‘deparpolisasi’ dari kader partai akan berangsur surut dari permukaan.
"Karena itu, partai politik harus segera menjawab permasalahan deparpolisasi ini. Jika tidak, partai akan kehilangan kader-kader terbaiknya," ujar Dedi.