REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Seekor siput panda raksasa adalah spesies terbaru yang makin banyak dikirim dalam kondisi hidup secara ilegal ke Tasmania lewat layanan pos ekspres Australia Post.
Inspektur Jason Paul menyaring sejumlah paket yang tiba di Tasmania setiap hari dan menemukan benda yang tak biasa pada Kamis (10/3).
"Saya melihat sesuatu yang tampak sedikit aneh. Jelas melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menemukan itu adalah siput, jadi hal yang cukup besar untuk menemukan sesuatu seperti itu," katanya.
Ia mengungkapkan, "Ini cukup besar, saya pikir ini salah satu yang terbesar di Australia jadi cukup mengejutkan untuk melihat ia muncul pertama kalinya melalui surat dan kedua, orang ingin memilikinya sebagai hewan peliharaan."
Paket siput panda ini berharga sekitar 40 dolar (atau setara Rp 400 ribu) dan ditemukan di negara bagian New South Wales serta Queensland.
Dalam beberapa pekan terakhir, staf Biosekuriti Tasmania telah mendeteksi dan menangkap ikan hidup serta tanaman yang mengandung semut tiba melalui surat.
"Ikan dan karang hidup semakin lebih banyak dan lebih umum, begitu mudah bagi orang untuk membeli sesuatu secara online dan tak menyadari apa persyaratannya," kata Jason.
Pada 2015, sebanyak 285 barang terlarang terdeteksi melalui sistem pos menggunakan mesin X-ray, anjing detektor dan pemeriksaan fisik. Ini termasuk larva lalat buah di terong Thailand, daging udang mentah dari Korea Selatan dan paket terong Afrika seberat 30 kilogram.
Walau tanaman dan makhluk itu terdeteksi, general manager Biosekuriti Tasmania, Lloyd Klumpp, mengatakan, itu adalah pengingat yang baik bagi masyarakat untuk tetap waspada dan menyadari apa yang bisa dan tak bisa dibawa atau dikirim ke Tasmania.
"Ada berbagai macam spesies asli Australia tetapi tak ditemukan di Tasmania dan tak diperbolehkan untuk dibawa masuk," ujar Dr Llyod.
Siput panda raksasa ini kemungkinan akan dieutanasia (suntik mati) dalam beberapa hari.