REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim Sukses Ade Komaruddin, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku pihaknya sudah menerima setidaknya lima kampanye hitam dari calon ketua umum Golkar lain. Bahkan, serangan kampanye hitam ini dinilainya akan terus dilakukan sampai pelaksanaan musyawarah nasional mendatang.
Setelah kampanye hitam soal Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) awal pekan kemarin, kampanye hitam kembali dilancarkan pihak calon lawan. Bamsoet mengatakan, serangan kampanye hitam ke Akom selanjutnya terkait surat perjanjian yang menyebut Akom tak akan maju sebagai calon. Saat ini surat perjanjian itu sudah diedarkan di sebagian pengurus di daerah.
“Saya meragukan itu ada, saya pelaku rapat terbatas, ketika Pak Ical mengganti posisi Ketua DPR dari Setya Novanto (Setnov) ke Ade Komaruddin,” kata Bamsoet di Yogyakarta, Jumat (11/3).
Dalam rapat terbatas pengurus Partai Golkar tersebut memang terjadi kesepakatan dalam prosesi pergantian Setnov. Kesepakatan itu menyebutkan Akom menjadi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto, namun Akom harus sepakat untuk tidak mendorong dilaksanakannya musyawarah nasional luar biasa.
“Bahwa isinya diubah menjadi tidak mencalonkan, ini yang kita pertanyakan,” kata Bamsoet.
Bamsoet mengaku heran dokumen surat kesepakatan itu bisa beredar di pengurus daerah. Sebab, seharusnya dokumen tersebut hanya tersimpan di laci Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical). Bamsoet mencurigai ada pihak yang telah mencuri dokumen tersebut dan menyebarkannya ke pengurus daerah-daerah.
Ketua Komisi III DPR RI ini meyakini surat ini bakal menjadi alat serangan kampanye hitam ke Akom. Terlebih, serangan kampanye hitam yang lalu dinilai tidak mempan. Padahal, tim Akom menginginkan pertarungan untuk menjadi Ketua Umum Golkar dilakukan secara sehat dan berlangsung damai.
Namun, Ketua Tim Logistik dan Pengamanan dari tim Sukses Akom ini siap menghadapi kampanye hitam yang akan dilancarkan lawan-lawannya lagi. “Kita selama ini memakai gaya Matador (Spanyol) untuk menghadapi caketum lain, jadi kampanye hitam mereka seperti Banteng menyeruduk bendera merah,” kata Bamsoet.