REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti nurbaya melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, BMKG dan sejumlah lembaga terkait untuk menangani kebakaran di Riau maupun di Kalimantan Timur. Rakor ini dirasa sangat penting karena kondisi kebakaran hutan di sejumlah daerah mulai terpantau serius.
Untuk mengatasi kebakaran dan dampak dari asap yang ditimbulkan, Siti Nurbaya menyebut pihaknya telah mempersiapkan sekitar Rp 100 miliar guna menanggulangi permasalah ini. Kementerian LHK, lanjut Siti, sebenarnya mempersiapkan dana Rp 600 miliar. Namun Rp 500 miliar rencananya akan dibelikan helikopter sebagai alat pemantau dalam mencegah kebakaran hutan.
"Rp 500 m belum cair karena itu untuk pembelian helikopter," papar Siti.
Sementara, provinsi Riau pun telah menyiapkan dana lebih besar dari tahun 2015 untuk menangani kebakaran hutan yang kerap terjadi di wilayahnya. Siti mengatakan, pemerintah Riua menyiapkan anggaran mencapai Rp 10 miliar. Dana ini sangat besar dibanding tahun lalu yang beada di kisaran Rp 2-3 miliar.
"Dari penjelasan Gubernur Riau kepada Pemda, dia sekarang punya anggaran yang lebih besar," lanjut Siti.
Di sisi lain, Siti menuturkan bahwa perusahaan yang saat ini menggarap kawasan hutan di Riau berbeda dengan perusahaan yang kerap melakukan pembakaran tahun lalu. Perusahaan yang beroperasi tahun ini justru bekerja keras dan masuk tim gabungan dalam meminimalisasi kebakaran hutan. Bahkan mereka juga kerap melakukan water boombing dengan alat yang dimiliki perusahaan tersebut.
"Dia (para perusahaan) mengusahakan water booming. Saya diberi tahu juga bahwa mereka melakukan water boombing hingga ribuan kali," kata dia.