Sabtu 12 Mar 2016 18:48 WIB

Ahok Dinilai Cuma Cari Musuh

Rep: Lintar Satria/ Red: Ilham
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Guspiabri Sumowigeno mengatakan, langkah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok maju sebagai calon gubernur DKI perorangan dan menuduh partai meminta mahar hanya menambah musuh. Guspiabri mengatakan, seharusnya Ahok juga melihat realita politik di Indonesia.

“Mestinya Pak Ahok lebih bijaksanalah dalam melihat realitas politik di Indonesia. Jangan terkesan memojokan partai politik karena biar bagaimana pun sistem kenegaraan kita memang menempatkan parpol dalam tempat yang penting,” katanya, Sabtu (12/3).

Menurut Guspiabri, pendekatan Ahok kepada partai politik hanya menambah lawan politiknya. Menurut dia, sebaiknya Ahok tidak melempar tuduhan kepada partai politik meminta mahar. Karena akan merugikan partai politik yang tidak meminta mahar.

Guspiabri menjelaskan, komunikasi politik Ahok harusnya diperbaiki. Karena dengan dukungan masyarakat yang besar seharusnya Ahok mempunyai posisi tawar yang besar kepada partai politik. Bukan justru seakan-akan memusuhi.

“Ya ada, betul ada, siapa yang minta mahar. Karena jangan seperti sekarang. Nasdem mendukung dia. Apakah Nasdem minta mahar sama dia,” katanya.

Guspiabri mengatakan, budaya politik Indonesia masih diselimuti senioritas. Menurutnya, Ahok sebaiknya tidak menabrak batas-batas tersebut. Ahok harus menghormati politisi-politisi senior seperti Megawati Soekarno Putri.

“Bu Mega juga tokoh reformasi bersama Amien Rais, Gus Dur, reformasi yang melahirkan orang-orang seperti Ahok,” katanya.

Guspiabri mengatakan, walaupun tingkat kepercayaan partai politik rendah, tapi partai politik memiliki perannya dan dijamin oleh konstitusi. Sikap Ahok menantang politisi senior di partai politik dapat menggerusnya dalam Pilkada.

“Kita tahulah budaya Indonesia, warna feodalnya masih kuat itu mewarnai banyak hal juga,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement