REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banjir yang melanda kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung masih memutus arus lalu lintas jalan yang mengakses ke Kota Bandung, Senin (14/3). Jalan Banjaran - Dayeuhkolot dan Banjaran - Baleendah - Bojongsoang masih terendam banjir dengan ketinggian antara 50 centimeter hingga 70 centimeter.
Akibatnya kendaraan ukuran kecil dan sepeda motor tidak bisa melintas di jalur itu sehingga harus berbalik arah menggunakan jalur alternatif ke jalan Kulalet - Rancamanyar. Jalur alternatif itu padat bahkan terjadi kemacetan akibat banyaknya kendaraan yang menggunakan jalan yang tidak terlalu lebar itu.
Sementara itu sejumlah pengendara sepeda motor menggunakan jalan pintas menggunakan jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Munjul dengan Desa Margasari meski harus berjuang melintas di jalur berlumpur.
"Air masih menghalangi perjalanan, terpaksa kami balik arah. Bahkan minggu kemarin saya tidak bisa masuk pabrik karena banjir ini," kata Ujang Didin salah seorang pekerja di Jalan Palasari Kabupaten Bandung.
Hal sama juga di jalan raya Baleendah - Dayeuhkolot dekat SPBU dan Jembatan Dayeuhkolot masih tergenang banjir dengan ketinggian hingga semeter. Selain itu jalan Baleendah Rancamanyar juga terendam banjir sepanjang satu kilometer di Kelurahan Andir Baleendah.
Sementara itu warga korban banjir sebagian sudah mengungsi ke sejumlah GOR atau menginap di rumah keluarganya yang tidak terkena banjir. Sejumlah Posko pengungsi juga sudah didirikan untuk membantu korban banjir. Di Kecamatan Baleendah juga telah sibuk menyiapkan Posko Banjir. Ketinggian banjir di lokasi pemukiman bahkan ada yang hampir mencapai atap rumah seperti di Kelurahan Andir.
Di Kecamatan Dayeuhkolot, sekitar 140-an keluarga mengungsi di kantor kecamatan itu. Warga yang mengungsi yakni dari warga Desa Margasari dan Cibodas yang rumahnya terkena genangan arus Sungai Cikapundung. Warga di Desa Cipagalo Kecamatan Bojongsoang yang terpaksa mengungsi dan tidur memanfaatkan sebuah ruko. Semalaman warga di sana tidur di depan ruko yang disulap menjadi penampungan pengungsi.