REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) bersama warga penghuni kolong tol Ir. Wiyoyo-Wiyono mengadakan aksi unjuk rasa di tiga lokasi hari ini. Tujuannya menuntut keadilan atas aksi penggusuran oleh pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta.
Perwakilan massa, Marlo Sitompol mengatakan unjuk rasa dilakukan agar suara rakyat yang sebelumnya menghuni kolong tol dapat didengar. Ia merasa tak ada pembicaraan sebelum terjadi penggusuran. Ia menilai pemprov telah bertindak arogan.
"Tolak penggusran lah, menolak penggusuran di kolong tol Penjaringan dan kolong tol lainnya karena tak ada musyarawah mufakat antara pihak pemprov dengan warga," ujarnya kepada wartawan di depan Balai Kota, Rabu (16/3).
Aksi unjuk rasa kali ini menurutnya merupakan bukti menerima tantangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ia menyebut Ahok menantang massa untuk berunjuk rasa di Balai Kota. Sebab Ahok akan menangkap siapa pun yang berunjuk rasa di rumahnya.
"Kita ditantang demo di Balai Kota, ini salah satu bukti keseriusan kami atas tantangan Ahok itu," ujarnya.
Namun sayangnya, hingga saat ini belum ada tanda-tanda bahwa perwakilan massa akan diterima oleh pihak pemprov. "Belum ada janji akan menemui perwakilan massa," ucapnya.
Diketahui, unjuk rasa dilakukan Balai Kota sekitar pukul sepuluh pagi. Selanjutnya massa akan bergerak ke DPRD dan Kantor Pusat DPP PDIP di Jalan Diponogoro. Estimasi massa mencapai sekitar 100 orang. Massa baru hadir sekitar pukul 11 pagi di Balai Kota. Padahal direncanakan pukul sepuluh pagi.