REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Kristiani Herrawati atau yang akrab dikenal Ani Yudhoyono menarik perhatian publik setelah dikabarkan menjadi kandidat calon presiden dari Partai Demokrat. Kabar itu mencuat setelah muncul foto Ani dengan tulisan "Calon Presiden Partai Demokrat 2019. Lanjutkan".
Pakar politik dari Universitas Andalas (Unand) Asrinaldi menilai, Ani Yudhoyono belum tentu maju dalam Pilpres 2019. Ia menilai, pencalonan istri dari mantan presiden SBY itu sengaja dimunculkan oleh Partai Demokrat untuk menguji respons masyarakat.
"Sebagai langkah awal, ini bentuk untuk melihat respons masyarakat, bagaimana ada yang mendukung atau tidak," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (16/3).
Hasil respons tersebut, ia mengatakan, untuk mempelajari bagaimana menyusun strategi dalam menghadapi pilkada maupun pilpres mendatang. Asrinaldi menuturkan, hingga kabar tersebut mencuat, belum ada pernyataan resmi dari Partai Demokrat.
Kendati demikian, ia menilai, Ani merupakan alternatif sebagai calon dari partai politik yang pernah berkuasa. Dengan begitu, kata dia, untuk mendapatkan kekuatan, harus ada calon yang ditawarkan kepada masyarakat selain program kerja.
Partai Demokrat, Asrinaldi melanjutkan, ingin memperkenalkan Ani Yudhoyono yang selama ini dikenal sebagai ibu negara. Kemudian, apakah Ani dapat menjadi calon presiden, pasti ada langkah selanjutnya dari Partai Demokrat.
"Saya pikir dua, tiga tahun ke depan akan dinamis sekali dan terjadi perubahan-perubahan yang signifikan nantinya," ujarnya menjelaskan.