REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), Robby Kalangi mengatakan, jajarannya mendirikan posko siaga darurat bencana mengantisipasi erupsi Gunung Lokon yang saat ini berstatus siaga level III.
"Sebanyak empat personel kami siagakan di posko ini setiap harinya secara bergantian. Apalagi hingga saat ini status Gunung Lokon masih siaga yang menandakan aktivitasnya tetap tinggi," kata Kalangi di Tomohon, Sabtu (19/3).
Personel yang ditempatkan di posko yang dibangun di Kelurahan Kakaskasen Satu (dekat Gereja Katolik), Kecamatan Tomohon Utara ini, kata dia, juga akan berfungsi melarang pendaki yang biasanya menjadikan lokasi itu sebagai titik awal pendakian ke kawah dan puncak Gunung Lokon.
"Selain membangun posko, kami juga memasang spanduk yang melarang pendakian ke Gunung Lokon. Kami juga berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan yang wilayahnya dijadikan pintu masuk," katanya.
Mantan camat Tomohon Selatan ini mengharapkan, masyarakat yang berada di radius bahaya sejauh 2,5 kilometer tidak melakukan aktivitas di wilayah rawan ini.
Alasannya, apabila terjadi erupsi tiba-tiba dan ada aktivitas warga di radius bahaya ini akan membahayakan keselamatan warga.
"Kami terus berkoordinasi dengan petugas pos pengamatan gunung api untuk mendapatkan informasi terkini berkaitan dengan aktivitas Gunung Lokon. Informasi ini selanjutnya akan kami sampaikan kepada pemerintah kelurahan," katanya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung kembali menaikkan status Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara menjadi siaga pada level III sejak Selasa (8/3) pukul 02.00 WITA setelah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik.
Sebelumnya, Pada 5 Februari 2016, PVMBG menurunkan status siaga Gunung Lokon ke waspada karena aktivitas kegempaan terus menurun, radius bahaya pun kemudian diturunkan menjadi 1,5 kilometer dari sebelumnya 2,5 kilometer.