REPUBLIKA.CO.ID, KERINCI -- Para calon siswa SMP di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, harus membekali diri dengan kemampuan membaca Alquran. Karena selain kemampuan akademik, untuk bisa diterima di SMP, mereka harus bisa membaca Alquran. "Itu syarat mutlak, kalau tidak bisa membaca Alquran, bersiap-siap untuk mengulang tahun depan," kata Bupai Kerinci Adi Rozal.
Kepada Republika.co.id di Kerinci, Ahad (20/3) Adi Rozal mengatakan, persyaratan bisa membaca Alquran sangat penting mengingat Kerinci sebagai daerah dengan masyarakatnya mayoritas beragama Islam. Ketentuan ini adalah salah satu cara Pemkab menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini kepada para siswa. Ketentuan itu berlaku baik bagi sekolah negeri mau pun swasta.
Didampingi Kabag Kesra Pemkab Kerinci, H Marius L dan Kabag Humas Protokol Dafrisman, Adi Rozal mengatakan, ketentuan bisa membaca Alquran, sudah diberlakukan sejak dua tahun terakhir. Namun sejauh ini, dia mengatakan hampir semua siswa SD yang masuk SMP bisa membaca Alquran.
"Mereka sudah punya dasar yang bagus, tinggal mengoptimalkan kemampuan anak-anak itu," kata Adi yang juga Ketua ICMI Kabupaten Kerinci itu.
Di Kabupaten Kerinci terdapat 20 SMA dan SMK dengan 5.209 siswa. Kemudian sebanyak 52 SMP dengan 5.209 siswa, serta 228 SD dengan 23.044 siswa. Dalam setahun sekitar 4.000 siswa yang tamat SD masuk SMP. Adi mengatakan, jika kepada mereka persyaratkan bisa membaca Alquran diberlakukan, maka sejak awal mereka akan membekali diri.
Sementara jika ada calon siswa SMP yang tidak bisa atau belum lancar membaca Alquran, Adi mengatakan, yang bersangkutan akan diberlakukan ketentuan khusus. Yakni mereka diterima, tetapi dalam waktu tertentu harus bisa mengejar ketinggalan dalam hal membaca Alquran.
Mantan Wakil Wali Kota Padangpanjang itu mengatakan, kebijakan itu diterapkan di Kerinci, setelah melihat kenyataan adanya penurunan semangat anak-anak belajar Alquran. Mengenang masa kecilnya sebagai putra asli Kerinci, dia mengatakan, setiap anak sudah belajar mengaji sejak mereka masuk sekolah dasar, bahkan dalam usia lebih kecil. "Kalau kita tidak arahkan mereka sejak dini, maka sebagai orang tua pasti kami yang akan disalahkan kelak," katanya.