Senin 21 Mar 2016 17:07 WIB

Gubernur Sumsel Usul Kilang Baru Dibangun di Tanjung Api-Api

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Kilang minyak
Foto: VOA
Kilang minyak

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG API API -- Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin mengusulkan agar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api dapat dipilih sebagai tempat pembangunan kilang minyak, menggantikan kilang-kilang tua di Sumatera Selatan yang dibangun sejak zaman Belanda. Hal ini menyusul rencana pemerintah untuk bisa menjadikan KEK Tanjung Api-Api sekaligus sebagai kawasan industri energi.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan bahwa untuk pembangunan kilang perlu kajian yang komprehensif dan mendalam. Pemerintah, kata dia, juga berencana membangun empat kilang minyak baru di tanah air. Dua lokasi telah dipilih yaitu di Bontang (Kaltim) dan Tuban (Jatim). Sedangkan dua lainnya masih dikaji. Kajian tersebut antara lain meliputi ketersedian lahan, aksesibilitas, infrastruktur dan kondisi alur pelayaran baik di sungai maupun di lautnya.  

"Kami mendukung sepenuhnya inisiatif dan komitmen Pemda Sumatera Selatan untuk mewujudkan KEK Tanjung Api-api, mengingat kawasan tersebut dapat menjadi pusat industri berbasis energi. Kawasan ini yang akan mengolah lebih lanjut sumber-sumber energi di Sumatera Selatan seperti batubara, serta mendorong implementasi B20 melalui pengolahan sawit menjadi biodiesel," kata Sudirman.

KEK Tanjung Api Api sebetulnya sudah siap dari sisi pasokan energi. Soal listrik,  telah tersedia gardu induk dengan kapasitas 2x30 MW dan PLN siap memasok listrik dengan kapasitas 800 MW. Selain itu ada beberapa pihak swasta yang berminat mengembangkan kelistrikan di KEK Tanjung Api-api diantaranya PT. Indocoal International (konsorsium) yang berencana membangun PLTU dengan kapasitas 2x300 MW.

"Kami telah menunjukkan bahwa Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan sungguh–sungguh dalam merealisasikan KEK  Tanjung Api-api, jadi tidak omdo alias omong doang," ujar Alex.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement