Selasa 22 Mar 2016 16:33 WIB

Respons Menaker Atas Demo Ricuh Sopir Taksi

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Supir taksi melakukan aksi demo menolak keberadaan angkutan umum online di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (22/3).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Supir taksi melakukan aksi demo menolak keberadaan angkutan umum online di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia dikejutkan dengan aksi demontrasi yang dilakukan oleh sopir moda transportasi di beberapa tempat di ibu kota. Aksi tersebut ditengarai akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat, antara industri yang menggunakan sistem online dan industri konvensional.

Aksi demonstrasi terhadap moda angkutan online yang sempat diwarnai sejumlah aksi anarkistis itu pun mendapat tanggapan dari Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M Hanif Dhakiri. Menurut Hanif, aksi demo ini merupakan aspirasi dari masyarakat. Yang penting adalah tidak anarkistis.

Menurut dia, munculnya bisnis berbasis aplikasi online memang tak terhindarkan dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perkembangan peradaban manusia. Namun, perkembangan teknologi yang sedemikian pesat juga harus memperhatikan industri konvensional yang belum menerapkan aplikasi online sebagai bagian dari usahanya.

“Aplikasi online adalah perkembangan dunia yang tidak bisa ditolak. Maka masyarakat juga harus mengikuti perkembangan dunia yang semakin kompetitif, tapi jangan lupakan juga industri konvensional,” ujar Hanif dalam siaran persnya, Selasa (22/3).

Implementasi sistem teknologi dan informasi ke dalam dunia industri menjadi sebuah kewajaran dewasa ini. Hal tersebut merupakan langkah dari industri bersangkutan agar lebih kompetitif. Perkembangan teknologi dan informasi, harus diimbangi dengan perkembangan industri dan sumber daya Mmanusia (SDM). Dengan begitu, dampak dari implementasi teknologi dan informasi dalam dunia industri akan bisa dikelola dengan baik sehingga dampak negatifnya pun dapat diantisipasi.

Namun dampak-dampak negatif yang muncul harus dapat diantisipasi dengan baik oleh pemerintah dan pengusaha. “Perkembangan industri yang modern semakin kompetitif, maka SDM juga harus lebih kompetitif,” kata Menaker.

Salah satunya melalui pelatihan kerja. Dengan adanya SDM yang kompetitif, dampak negatif dari persaingan bisnis akan dapat diminimalisir. Dengan peningkatan kualitas SDM yang kompetitif maka setiap perkembangan di dunia industri yang kompetitif akan berdampak baik dan positif.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement