Rabu 23 Mar 2016 20:12 WIB

'Keputusan Blok Masela tak Ada Kaitan dengan Kegaduhan Menteri'

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Bayu Hermawan
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi menjadi pembicara pada rilis survei
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi menjadi pembicara pada rilis survei

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah memutuskan proyek Blok Masela dibangun di darat. Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi menyatakan bahwa keputusan itu tidak ada kaitannya dengan kegaduhan antarmenteri soal proyek yang bernilai ratusan triliun rupiah tersebut.

"Putusan ini sudah matang​ dipikirkan oleh P​residen dengan​ berbagai pertimbangan, ti​dak hanya berkaitan dengan​ revenue​ saja yang diterima negara, tapi ju​g​a​ ​bagai​mana proyek ini bisa ​ber​manfaat bagi pengembangan di Indonesia T​imur. Jadi tidak​ ada hubungan sama gaduh-​menggaduh," kata Johan di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/3).

Polemik soal model pembangunan Masela telah berlangsung cukup lama. Menteri Koordinator bidang Maritim Rizal Ramli menginginkan proyek tersebut dibangun di darat.

Namun, Menteri ESDM Sudirman Said, sesuai dengan hasil kajian yang dilakukan kementeriannya, menginginkan Blok Masela dibangun di laut. Perbedaan sikap antara Rizal dan Sudirman itu membuat keduanya kerap berbalas argumen.

Kegaduhan antarmenteri tersebut pada akhirnya membuat dua investor yang akan menanamkan modalnya di Masela menjadi bingung.

Mereka menanti keputusan pemerintah soal Masela. Menurut Johan, Jokowi baru sekarang membuat keputusan karena Presiden harus mendengar dan mengkaji lagi semua masukan yang datang kepadanya.

"Kenapa baru diputuskan sekarang, tidak beberapa waktu lalu? Disampaikan oleh P​residen, beliau​ masih ingin menden​g​a​r lebih jauh mengenai detil berkaitan dengan​ pemilihan teknologi di darat atau di laut. Setelah banyak masuka​n​, lalu diputuskan Presiden," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement