Aku diberi oleh Allah kemampuan untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata yang singkat, ringkas, namun isinya padat. (Rasulullah SAW)
Apa yang dapat kita tangkap dari hadis ini? Semua pasti sepakat bahwa hadis ini sangat luar biasa. Redaksinya begitu singkat, tapi padat maknanya dan amat luas konsekuensinya. Tak salah pula bila kita mengatakan bahwa hadis ini adalah poros dalam Islam. Betapa tidak, di dalamnya tercakup dua cakupan Islam, yaitu perintah -- untuk menaati Allah dan Rasul-Nya -- dan larangan, yaitu untuk menjauhi apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya.
Imam Nawawi berkata, "Hadis ini merupakan dasar-dasar Islam yang sangat penting". Ibnu Hajar Al-Haitami pun memberikan komentar, "Hadis ini adalah hadis yang sangat agung karena merupakan dasar agama dan bagian rukun Islam. Karena itu, sebagai seorang Muslim hadis ini patut kita hapalkan, kita perhatikan, dan kita maknai kandungannya". Di samping dua komentar tersebut, masih ada komentar-komentar dari para ulama yang mengungkapkan betapa agungnya hadis ini.
Dari hadis ini kita melihat salah satu keistimewaan Rasulullah SAW yaitu mampu berbicara singkat tapi padat makna. Tentang hal ini Rasul bersabda, "Aku diberi oleh Allah kemampuan untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata yang singkat, ringkas, namun isinya padat".
Hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakr tersebut adalah satu dari banyak hadis (perkataan) Rasulullah SAW dengan redaksi yang singkat, padat, dan dalam maknanya. Sekadar menguatkan, ada satu hadis lain yang menunjukkan kehebatan komunikasi Rasulullah SAW. Beliau bersabda, "Seperti apa keberadaan kalian, seperti itulah kalian diserahi kekuasaan".
Menurut Said Hawwa dalam bukunya Ar-Rasul: Shalallahu 'Alaihi Wassallam, hadis ini mencakup kaidah inti dari politik suatu bangsa. Di dalam kalimat pendek ini terkandung beberapa kaidah penting dalam ilmu politik. Pertama, bahwa suatu bangsa bertanggung jawab terhadap keadaan pemerintahannya.
Kedua, bahwa moral suatu bangsa lebih penting daripada peraturan dan bentuk pemerintahan negara. Ketiga, bahwa kekuasaan adalah pengikut dan bukan asal. Keempat, bahwa menurut ilmu politik modern sumber kekuasaan ada ditangan rakyat. Dan terakhir, hadis ini mengandung sebuah kaidah bahwa suatu bangsa berhak mendapatkan penguasa yang mereka dapat bersabar terhadapnya, meski bukan penguasa yang baik. Subhanallah!