REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Seorang penerjun Jogja Air Show 2016, Wika Milati Mulatinigyas (24), meninggal dunia saat terjun payung dan tercebur di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (26/3).
Menurut Komandan SAR Pantai Parangtritis Bantul, Ali Joko Sutanto, korban sekitar pukul 08.15 WIB melakukan penerjunan pada sorti pertama dari tiga sorti yang direncanakan.
"Menjelang pendaratan korban memutar melawan angin yang sebelumnya dari arah tenggara menuju barat laut atau mendekati bibir pantai. Akhirnya, korban kecebur ke laut atau melenceng 200 meter dari titik sasaran," katanya.
(Baca juga: Mendarat di Laut, Satu Penerjun Peserta Jogja Air Show Meninggal)
Letnan Satu Tarju, anggota TNI AU yang bertugas di Pantai Depok, Bantul, mengatakan penerjunan pertama dilakukan pada pukul 08.00 WIB. Rencananya, ada tiga kali penerjunan.
"Korban Wika ikut penerjunan yang pertama dengan jumlah penerbang sekitar 15 penerjun," katanya.
Menurut dia, kondisi arah angin sendiri saat korban mencoba mendarat di titik yang ditentukan bergerak silang dari utara ke selatan dan sebaliknya.
"Itu yang membuat penerjun mengalami kesulitan mendarat. Korban sudah diinstruksikan untuk menarik tali parasut ke kanan agar tidak masuk ke laut, namun demikian justru menarik yang kiri sehingga parasut bergerak menuju laut dan akhirnya mendarat di laut," katanya.
Ia mengatakan, tidak diketahui apakah penerjun tersebut bisa berenang atau tidak. Namun, yang jelas semua penerbang tidak menggunakan pelampung, padahal jika terjun payung di dekat air atau laut harus menggunakan pelampung.
"Seharusnya sesuai prosedur, penerjun di dekat laut harus memakai baju pelampung," katanya.