REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan keprihatinannya terhadap berbagai pemberitaan mengenai dakwah yang cenderung memaksa sehingga jauh dari nilai-nilai inti agama.
"Saya prihatin ketika melihat berita, seorang ahli agama berdakwah dengan memaksa. Memaksa adalah sesuatu yang mengingkari esensi agama, apalagi jika dibumbui dengan hal-hal hitam putih," kata Menag Lukman dikutip kemenag.go.id yang dipantau dari Jakarta, Selasa Malam.
Menurut dia, ruh atau esensi dakwah adalah mengajak, bukan memaksa. "Substansi risalah kenabian adalah menyempurnakan perilaku akhlak, bukan menumpahkan darah orang yang berbeda dengan kita. Allah SWT sengaja membuat kita beda, karena kita dicipta dengan penuh kelemahan dan kekurangan. Dengan berbeda, kita bisa saling membantu, saling mengisi, melengkapi dan bekerja sama," kata dia.
Perkembangan era digital, kata dia, memang telah memengaruhi pola interaksi masyarakat, gaya hidup, serta cara pandang masyarakat. Maka dari itu, Menag mengajak masyarakat untuk menyikapi perkembangan itu dengan bijaksana. Janganlah masalah yang tidak prinsipil, lalu dipersoalkan dan diperbesar.
Perbedaan, katanya, jika terus dipersoalkan dapat memicu konflik, terlebih di Indonesia keragamannya sangat tinggi dibandingkan di Timur Tengah, Afrika dan Eropa Timur. "Saya meyakini, esensi agama adalah memanusiakan manusia. Karena itulah, mari kita kembali ke esensi agama, kita kembali ke substansi agama. Jika ini terjadi, maka ketahanan nasional kita dapat kita jaga," kata dia.