Jumat 01 Apr 2016 12:00 WIB

Dukung Pelepasan Sandera, Anak Nelayan Makassar Lepas Perahu Kertas

Anak nelayan mendayung perahu
Foto: Antara
Anak nelayan mendayung perahu

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Para anak nelayan di Kampung Nelayan, Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya melakukan aksi solidaritas atas insiden pembajakan Kapal Motor Brahma 12 di Filipina dengan cara melepas perahu kertas. "Kami yang menggantungkan hidup kami di laut tidak tahu menahu dengan apa pun yang terjadi di luar sana, apalagi tentang teroris," ujar Baso Daeng Tola di Makassar, Kamis (31/4).

Dia mengatakan, puluhan anak-anak nelayan berkumpul dan melakukan doa bersama serta melepas perahu kertas yang diartikan sebagai permohonan pelepasan sandera. Baso, yang juga Ketua Kelompok Nelayan Untia mengatakan, kegiatan ini bertujuan sebagai simbol dukungan para nelayan Makassar atas proses pelepasan sandera di Filipina. "Semoga pelepasan sandera bisa berlangsung lancar tanpa satu orang pun menjadi korban," katanya.

Ada pun para anak nelayan ini, diketahui adalah murid dari Sekolah Dasar (SD) Inpres Lae-Lae II Makassar dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 9 Makassar yang ada di Untia. "Terima kasih juga buat Lurah Untia yang mendukung dan memfasilitasi kami. Kami hanya bisa berdoa kepada Allah SWT dan berharap pemerintah bisa bergerak cepat membebaskan para sandera," sebutnya.

Lurah Untia Andi Patiroi menyatakan jika pihaknya akan selalu siap mendukung setiap kegiatan sosial atau pun kemasyarakatan yang akan dilakukan di wilayahnya. Patiroi mengatakan warga yang meminta dukungan ini adalah warga Untia yang juga nelayan Makassar. "Orang lain saja kami bantu apalagi warga saya," katanya.

Mantan Kasi Pemerintahan Kecamatan Biringkanaya ini juga mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan para nelayan dan anak-anaknya ini karena bertepatan dengan insiden pembajakan kapal Indonesia yang mengangkut tiga warga Sulawesi Selatan. Patiroi menambahkan, di Kampung Nelayan Untia, terdapat tiga organisasi rukun warga (RW) dengan penduduk sebanyak 300 kepala keluarga (KK) serta 1.208 jiwa.

Sementara itu, sebanyak 10 warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan awak kapal motor Brahma 12 telah disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Tiga di antaranya warga asal Sulawesi Selatan.

Berdasarkan informasi yang didapatkan, dua di antaranya adalah warga Kabupaten Wajo, serta satu lagi warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Kedua warga Kabupaten Wajo tersebut masing-masing bernama Suryanto, warga Jalan Andi Kolli, Siwa dan Mahmud, warga Lingkungan benteng RT 1 Kelurahan Benteng Pitumpanua serta Rinaldi (24) warga Makassar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement