REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satgas Udara kebakaran lahan dan hutan Provinsi Riau menerbangkan satu unit helikopter jenis MI-8 untuk melakukan pengeboman air di Kabupaten Bengkalis.
"Hari ini pengeboman air dilakukan di Giam Siak Kecil di Bengkalis dengan satu sorti 12 kali penerbangan," kata Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru Kolonel (Pnb) Yani Amirullah di Pekanbaru, Sabtu (2/4).
Ia mengatakan, diarahkannya helikopter tersebut ke Giam Siak Kecil setelah adanya permintaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Selain pengeboman air, penanggulangan kebakaran lahan itu juga dilakukan oleh tim gabungan melalui jalur darat.
"Alhamdulillah, hasilnya cukup berhasil menangani kebakaran di sana. BMKG merilis titik api di Bengkalis nihil sore ini," katanya.
Sebelumnya, pada Sabtu pagi tadi, BMKG Pekanbaru merilis 30 titik api di Riau. Sebagian titik api yang mengindikasikan Karlahut berada di Bengkalis. Yani menjelaskan Satgas Udara Kebakaran Hutan dan Lahan Riau sementara ini diperkuat satu unit Helikopter untuk keperluan pengeboman air.
"Izin 'special permit' sudah turun akhir pekan lalu. Kabarnya bakal ada satu unit lagi yang akan tiba," katanya.
Ia mengatakan, satu unit helikopter tersebut akan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Keberadaan titik panas di Riau terus meningkat tajam dalam tiga hari terakhir.
Pada Sabtu pagi tadi, BMKG mendeteksi 56 titik panas dari hanya tujuh titik panas pada sehari sebelumnya. Mayoritas titik panas yang terpantau satelit Terra dan Aqua itu terpusat di sejumlah wilayah di pesisir Riau.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Pekanbaru, Panglima Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayjen Lodewyk Pusung menegaskan agar jajarannya meningkatkan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Untuk memaksimalkan upaya pencegahan, ia memerintahkan jajarannya melakukan upaya pemetaan wilayah yang berpotensi terbakar. "Saya sangat yakin upaya ini bakal berhasil," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, ia tidak segan mengancam akan mencopot jajarannya yang wilayahnya kecolongan hingga terjadi kebakaran hutan dan lahan.