REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini mengatakan fraksinya mendukung semangat pengembangan keilmuan di kalangan parlemen, terlepas dari rencana pembangunan perpustakaan perlemen terbesar di Asia Tenggara oleh Pimpinan DPR.
"Sebelum bicara pembangunan fisik, pertama-tama Fraksi PKS mengapresiasi gagasannya dulu, yakni sebagai upaya mengembangkan tradisi keilmuan dan budaya baca di kalangan dewan," katanya.
Jazuli menilai tradisi keilmuan dan budaya membaca diharapkan kualitas kebijakan DPR akan semakin meningkat dengan berbasis pada data dan referensi yang kuat. Menurutnya, fokus utama DPR saat ini adalah peningkatan kinerja dan perbaikan kepercayaan publik, antara lain dengan meningkatkan produktivitas legislasi, pembelaan yang kuat pada kepentingan rakyat, memperbaiki citra terkait korupsi, etika, narkoba, dan sebagainya.
"Sementara dalam konteks pengawasan mendesak pemerintah untuk fokus bekerja tidak beretorika dan pencitraan, apalagi membuat kegaduhan di internal kabinet," ujarnya.
Dia mengatakan, berkaca pada prioritas tersebut serta mengingat situasi dan kondisi ekonomi rakyat maka Fraksi PKS menilai belum tepat pembangunan perpustakaan saat ini karena bisa memaksimalkan perpustakaan yang ada.
Jazuli mengatakan, sejatinya seorang anggota DPR tepilih adalah orang yang memang sudah mempersiapkan diri secara komitmen, kompetensi, dan pengetahuan untuk mendesain kebijakan yang berkualitas.
"Wakil rakyat yang baik sadar penuh akan hal ini. Lalu dia terus mengembangkan diri, mau belajar dan membaca untuk memperkuat kapasitas dan kompetensinya," katanya.
Namun Jazuli menyadari jika pemilu dan demokrasi Indonesia belum ideal dan tidak serta merta menghasilkan anggota legislatif yang berkualitas, karena preferensinya lebih kuat pada popularitas dan kekuatan materi.
Karena itu menurut dia, ke depan rakyat juga harus memilih dengan cerdas, jangan memilih calon karena iming-iming uang/materi tapi tidak punya kemampuan intlektual dan kapasitas yang baik.