REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Bandara Brussels di Belgia akan mulai dibuka lagi setelah 12 hari ditutup setelah diserang bom bunuh diri, Ahad (3/4). Pengamanan bandara akan diperketat.
Kepala Executive Bandara Brussels Arnaud Feist mengatakan, pihak kepolisian akan melakukan pemeriksaan yang lebih ketat kepada penumpang. "Penerbangan pertama besok akan menjadi simbol harapan bahwa bandara ini akan kembali berdiri setelah diserang para pengecut," kata Feist seperti dikutip dari laman AFP, Ahad (3/4).
Di hari pertama pembukaan, Bandara Brussels hanya melayani tiga penerbangan. Pelayanan check in penumpang akan dilakukan di ruang keberangkatan sementara.
Bandara Brussels sebenarnya secara teknis sudah siap kembali dibuka pada Kamis (31/3). Namun, pihak kepolisian keberatan dengan keputusan yang semula akan diambil itu. Pihak kepolisian meminta adanya pengetatan pemeriksaan para penumpang di bandara. Pengetatan pemeriksaan itu salah satunya dilakukan dengan hanya mengizinkan penumpang dengan tiket dan identitas yang sesuai yang bisa masuk ke ruang tunggu keberangkatan.
Selain itu, barang bawaan para penumpang akan diperiksa secara ketat sebelum masuk area bandara. Mobil yang keluar masuk bandara pun tidak akan lagi bisa leluasa. Pihak kepolisian akan membuat zona yang bisa dilewati mobil dan tentu saja dengan pemeriksaan super ketat.
Untuk penerbangan pertama pada Minggu besok adalah untuk tujuan ke Athena, Turin, dan Faro yang akan dilayani Brussels Airlines," jelas Feist.
Otoritas bandara saat ini masih terus melakukan proses renovasi. Untuk sementara, Bandara Brussels bisa melayani sekitar 20 persen penerbangan dari kapasitas normal. Bandara Zavantem untuk sementara bisa melayani sekitar 800 penumpang per jam. Pihaknya memperkirakan, bandara akan kembali normal dalam waktu satu bulan.