REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Perhubungan dan Trasportasi (Kadishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengakui kemacetan tetap terjadi saat uji coba pengahausan sistem 3 in 1 di sejumlah jalan protokol ibu kota. Dia menyebut kemacetan dissbabkan banyaknya ruas jalan yang tidak dipergunakan dengan benar.
"Yang membuat macet sebenarnya kan karena lalin tidam digunakan dengan benar, bahu jalan dipalai jualan, parkir motor, berhenti kendraan tidak sesuai," kata Andri Yansyah di Jakarta, Selasa (5/4).
Namun Andri belum bisa mengungkap jumlah kendaraan yang melintas di jalan protokol dengan sistem 3 in 1. Jumlah kendaraan, dia mengatakan, masih dalam penghitungan. "Belum ada laporan. Nanti kita akan kerja sama juga dengan TMC untuk lihat jumlah. Sekarang belum ada," katanya.
Sementara, Andri mengatakan untuk mengatasi kepadatan kendaraan pemerintah provinsi menambah jumlah unit operasional bus Transjakarta. Bus ditambah sekitar 30 unit selama uji coba 3 in 1 diberlakukan.
Andri mengatakan, jalur koridor 1 yang biasanya beroperasu sekitar 70 bus Transjakarta ditambah menjadi 120 unit. Abdri mengatakan, bus sekolah untuk rute kampug melayu, tanah abang juga ditambah 40 unit.
Seperti diketahui, pemerintah provinsi DKI Jakarta tengah menguji coba menghapus sistem 3 in 1. Uji ciba tersebut akan dilakukan hingga 12 April mendatang. Andri mengatakan, sistem 3in1 memang lebih baik ditiadakan.
Sebab, dia mengaku, meski sama terimbas macet, namun paling tidak satu masalah pemerintah provinsi sudah berkurang. "Waktu 3 in 1 macet, sekarang juga. Dulu masalahnya ada 2, macet sama eksploitasi anak. Sekarang masalahnya cuma satu, macet aja," katanya.