REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Animo warga Kabupaten Sukabumi untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri masih cukup tinggi. Pada rentang waktu Januari-Februari 2016 tercatat ratusan warga Sukabumi yang berangkat menjadi TKI.
Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, jumlah TKI yang terdaftar berangkat pada Januari-Februari mencapai 150 orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan rentang waktu yang sama pada 2015 lalu.
"Kebanyakan warga yang menjadi TKI berasal dari selatan Sukabumi," ujar Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Disnakertrans Kabupaten Sukabumi Dindin Suwandi kepada wartawan Selasa (5/4).
Fenomena tersebut dikarenakan ketertarikan warga untuk mendapatkan penghidupan ekonomi yang lebih baik di luar negeri. Selain itu ujar Dindin, ada sejumlah warga yang berangkat menjadi TKI karena sudah menjadi budaya di lingkungannya. Hal ini khususnya keinginan warga menjadi TKI di sejumlah negara timur tengah.
Namun kata Dindin, saat ini jumlah warga yang berangkat menjadi TKI berkurang dibandingkan sebelumnya. Contohnya jumlah TKI yang diberangkatkan pada Januari-Februari 2016 ini menurun sekitar 50 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015. Penyebabnya, terang Dindin bisa disebabkan adanya moratorium pengiriman TKI ke sejumlah negara.
Moratorium ini ditujukan kepada pekerja informal. Padahal, kebanyakan TKI lebih memilih bidang informal karena belum mempunyai keahlian.Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jawa Barat Jejen Nurjanah mengatakan, selain jalur legal masih ada kemungkinan TKI yang berangkat melalui prosedur ilegal.
"Hal ini seringkali menimbulkan permasalahan," teraang dia.