REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui, staf ahlinya, Sunny Tanuwidjaya, bekerja dengan salah seorang konglomerat. Namun sayang, ia belum membeberkan siapakah konglomerat tersebut.
Diketahui, beberapa hari terakhir ini Sunny jarang datang ke ruang kerjanya di Balai Kota. Ahok menyebut Sunny sedang mengerjakan disertasi doktoral sehingga sering absen. Ahok mengatakan, Sunny mengajukan diri untuk menemaninya hingga terpilih lagi dalam Pilkada Jakarta 2017.
"Memang dia jarang masuk kerja, enggak kabur kok. Dia kerja di salah satu konglomerat. Dia mau menyertakan disertasi doktornya. Dia mau ikutin karier saya sampai bisa terpilih lagi. Saya kan cuma anak hoki. Kalau enggak ada Jokowi, saya enggak bisa jadi gubernur. Enggak ada cerita Ahok jadi gubernur," katanya kepada wartawan, di Balai Kota, Rabu (6/5).
Ahok mengatakan, deskripsi kerja Sunny tak menentu. Sebab, ia merupakan anak magang yang bisa bebas saja menggunakan segala fasilitas Balai Kota. Terlebih, Sunny tidak memperoleh gaji dari Ahok.
"Enggak ada desk job, dia sama saja kayak anak magang. Semua orang bebas di rumah saya (gedung balai kota--Red). Enggak ada staf ahli, enggak gajian. Dia kerja sama orang, sambil ngerjain skripsi dia ikut saya, bagaimana sepak terjang Ahok," ujarnya.