Kamis 07 Apr 2016 12:57 WIB

Ini Penyebab Tewasnya Dua Penerjun Saat Latihan HUT TNI AU

Prajurit Korpaskhas TNI AU beraksi dalam penerjunan free fall dalam rangkaian acara upacara peringatan HUT ke-69 TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/4).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Prajurit Korpaskhas TNI AU beraksi dalam penerjunan free fall dalam rangkaian acara upacara peringatan HUT ke-69 TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua penerjun Batalyon 461 Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara, Kopda Beni dan Pratu Supranoto meninggal dunia saat terjun 'Free Fall' pada latihan Peringatan HUT TNI AU Ke-70 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (7/4).

"Saat terjun, salah satu penerjun payungnya tidak mengembang secara sempurna. Talinya membelit, sehingga tidak bisa dikendalikan. Kemudian jatuh di rumah warga dan terluka parah," kata Kadispenau Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto ketika dikonfirmasi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (7/4).

Satu orang penerjun lainnya, payungnya sudah sempurna namun ketika mendarat ada angin besar dan terbentur. Keduanya, dilarikan ke Rumah Sakit milik TNI AU. Satu jam kemudian, setelah insiden tersebut dikabarkan bahwa keduanya meninggal dunia.

Dwi menduga, insiden tersebut terjadi akibat kendala teknis karena dalam penerjunan, parasut memiliki tingkat keselamatan 80 persen dan penerjun sendiri risiko kecelakaannya 20 persen. "Kalau Payung membelit itu merupakan teknis. KSAU sudah tahu, beliau orang pertama yang tahu," jelasnya.

Mendengar kabar itu, kata Dwi, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna merasa sedih. Kadispenau pun mengimbau bagi parjurit yang terlibat dalam pelaksanaan Peringatan HUT TNI AU ke-70 yang digelar pada 9 April 2016 agar tetap semangat, meski terjadi insiden yang sangat menyedihkan tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement