Selasa 12 Apr 2016 11:29 WIB

Begini Awal Perkenalan Ahok dan Sunny

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
 Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tiba di gedung untuk menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4). (Republika/Raisan Al Farisi)
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tiba di gedung untuk menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membeberkan kisah perkenalannya dengan Sunny Tanuwidjaja. Perkenalan itu berawal pada tahun 2009 ketika ada salah satu perkumpulan orang Indonesia di Amerika Serikat memintanya datang ke sana.

Pria yang akrab disapa Ahok itu masih menjadi anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar kala menerima panggilan untuk hadir di Amerika. Ahok mengaku tak langsung menerima undangan itu.

"Dia itu diutus oleh organisasi orang Indonesia yang suka membuat acara di Never Day. Tahun 2009, dia minta saya ke Amerika, waktu itu saya nolak karena enggak bisa. Akhirnya, 2010 saya berangkat," katanya kepada wartawan, di Balai Kota.

Ketika tiba di AS tahun 2010 itu, Ahok ternyata sempat menyampaikan keinginannya menjadi gubernur DKI. Keinginannya itu segera memperoleh dukungan dari Sunny dan tamu-tamu yang datang di perkumpulan tersebut. Lalu, Sunny memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mendampinginya.

Sunny bukanlah orang sembarangan karena pernah menjadi salah satu peneliti di Central for Strategic and International Studies (CSIS). Selain itu, ia juga berstatus sebagai mahasiswa S-3 di Northern Illinois University. Ahok pun mengapresiasi kemampuan Sunny di bidang politik.

"Saya juga senanglah dia bisa bicara soal politik, memang dia sekolah itu. Terus ikut sampai saya jadi wagub. Makanya saya bilang mau dinamai staf khusus susah juga, karena saya gaji dia juga enggak. Dia kerja sama perusahaan lain," jelasnya.

Di sisi lain, sampai saat ini Ahok menegaskan semua kebijakannya tak bisa disetir oleh siapa pun, termasuk oleh Sunny. Bahkan, ketika Sunny pernah mencoba mengaturnya, Ahok malah naik pitam.

Lebih lanjut, Ahok pun memastikan istrinya sendiri tak akan bisa memengaruhi kebijakannya. Sehingga, ia membantah tudingan mengenai kebijakannya yang dianggap mendukung pengusaha besar.

"Istri saya bisa pengaruhi saya, enggak? Enggak bisa. Keluarga istri gue datang ke rumah minta jangan gusur, enggak bisa. Jadi di mana sekarang ada peraturan yang dilobi dari pengusaha bisa aku turutin? Enggak ada," terangnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement