REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdakwah di pedalaman kerap hilang dari pilihan dai-dai muda. Sementara, banyak umat di pedalaman yang butuhkan bimbingan.
Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail, mengakui untuk berdakwa di daerah pedalaman, diperlukan bekal yang tidak biasa.
Ia berpendapat, para dai terlebih dulu perlu memiliki banyak persiapan, salah satunya adalah mental yang tangguh. "Parai dai harus disiapkan lebih, dan terutama mental yang tangguh," kata Satori kepada Republika, Rabu (13/4).
Ia menuturkan berdakwah di pedalaman, tidak melulu harus menyiapkan ilmu keagamaan yang matang. Bahkan, Kiai Satori menilai gelar-gelar seperti doktor dan master, tidak selalu menjadi dasar yang kuat dari para dai untuk berdakwah di pedalaman.
Justru, lanjut Satori, para dai harus memiliki persiapan yang lengkap, demi menghadapi problematika yang biasa ada di minoritas. Terlebih, para dai biasanya harus berjibaku dan berjuang dengan bayaran tidak tinggi, dan tentu tanpa banyak kemudahan seperti di kota.
Maka itu, ia menegaskan para dai harus mengerti akan fadilah dari dakwah, serta memiliki militansi dalam berdakwah. Satori menambahkan, persiapan fisik itu yang akan menjadi tembok kokoh para dai, yang menjaga tekad kuat mereka untuk berdakwah.